Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan Dan Perannya Dalam Perpolitikan Di Lombok
DOI:
https://doi.org/10.14421/ref.v18i2.1866Keywords:
Tarekat, Politics, IslamAbstract
Tarekat is a Sufi brotherhood in which it contains and practices sufistic principles. In Sufism,
there is a very thick concept, namely zuhud. Zuhud is the emptiness of search, which limits his desire to gain the world. From this it can be seen that the Sufic tradition should be reluctant to desire the world, including politics. However, the Hizib Nahdlatul Wathan as a tarekat appeared to be very active in politics, even the founder and Tarekat murshid Hizib Nahdlatul Wathan became a major driver in politics in Lombok. This is interesting, on the one hand the Hizib Nahdlatul Wathan is a tarekat, but on the other hand it looks very active in the politics of Lombok. Therefore, the authors are interested in studying more about the Hizib Nahdlatul Wathan and its role in politics in Lombok. There are two problem formulations in this article, namely; what is the concept of teaching the Hizib Nahdlatul Wathan Order? What is the religious foundation of the Hizib Nahdlatul Wathan Order in its political activities in Lombok? To answer the two formulations of the problem the author uses a literature review and interview research method. In addition, the author also uses two theories to dissect the formulation of the problem, namely the tarekat theory and the tarekat and political theory of Martin van Bruinessen. The tarekat theory the author uses to answer the first problem statement. While the theory of tarekat and politics of Martin van Bruinessen, the author uses it to answer the problem statement number two.References
Aceh, Abu Bakar. Pengantar Ilmu Tarekat. (Semarang: Ramdhani. 1993)
Ambari. Hasan Muarif. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997)
Anwar, Samsul dan Hulami Alamin (ed.) NW Studies: Pendidikan, Sosial, dan Dakwah, (Himmah NW Press, Ciputat, 2015)
Adnan, Afifuddin. Diktat Pelajaran Ke-NW-an untuk Madrasah dan Sekolah Menengah NW (Pancor: Biro Dakwah Yayasan Pendidikan Hamzanwadi, 1983).
Baharuddin. Nahdlatul Wathan dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: Genta Press. 2007) Bertens. K. Filsafat Barat Kontemporer Prancis (Jakarta: Gramedia. 2006)
Bruinessen. Martin Van. Kitab Kuning. Pesantren dan Tarekat.(Yogyakarta: Gading Publishing) 2015.
_____. “Tarekat dan Politik: Amalan untuk Dunia atau Akhirat?” dalam majalah Pesantren vol. IX no. 1 (1992
_____. Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia (Bandung; Mizan. 1992)
Buckhardt, Titus. Mengenal Ajaran Kaum Sufi. terj. Azyumardi Azra dan Bahtiar Efendi (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. 1984)
Budiwanti. Erni. Islam Sasak; Wetu Telu Versus Waktu Lima (Yogyakarta: LKiS. 2000)
_____. ”The Impact of Islam on the Religionof the Sasak in Bayan. West Lombok” dalam Kultur Volume I. No.2. 2001.
Dahlan, Fahrurrozi. Tuan Guru Eksistensi dan Tantangan Peran dalam Transformasi Masyarakat, (Jakarta: Sanabil. 2015)
Dahri. Harapandi (dkk.). Reposisi Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan dalm Tarekat Mu’tabarah di Indonesia (Jakarta: Penamadani. 2010)
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai. (Jakarta: LP3ES. 1990)
_____. “Santri Abangan dalam Kehidupan Orang Jawa: Teropong dari Pesantren” dalam Prisma. V. Juni 1978.
Ecklund. Judith. Marriage. Seaworms and Song: Ritualizet Responses to Cultural Change In Saasak Life (USA: Cornel University. 1977)
Fudholi. Moh. “Konsep Zuhud al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyah”. dalam Jurnal Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam. Vol. 1. No. 1. Juni 2011.
Firdaus. M. dan Ahmad Muzayyin (ed.). Visi Kebangsaan Religius: Kiprah dan Perjuangan. Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Pendidik. Pejuang. Pendiri Tarekat. Pendiri Organisasi Masyarakat Terbesar Lombok. dan Politisi Muslim (Jakarta: Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta. 2014)
Fealy, Greg. Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967, terj. Farid Wajidi dan Mulni Adelina Bachtar (Yogyakarta: LkiS. 1998)
Fitriani. Mohamad Iwan. “Kepemimpinan Kharismatis-transformatif Tuan Guru dalam Perubahan Sosial Masyarakat Sasak-Lombok Melalui Pendidikan” dalam Al-Tahrir. Vol. 16. No. 1 Mei 2016 : 175 - 195
Hamdi. Saipul. Nahdlatul Wathan di Era Reformasi: Agama. Konflik Komunal dan Peta Rekonsiliasi (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta. 2014)
Hardiman. F. Budi. Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher sampai Derrida (Yogyakarta: Kanisius. 2015)
Hasyim. Syafiq. Mutiara dari Timur: Biografi Tuan Guru Zainuddin Abdul Madjid (Jakarta: Gramedia. 2003).
Howel. Julia Day “Sufism and the Indonesian Islamic Revival”. Dalam The Journal of Asian Studies 60. no. 3. August 2001.
Indra. Sadip dan Siti Nurjanah. “Tasawuf Nusantara: Studi Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan” dalam Jurnal Yaqzhan. Vol. 2. No. 2. Desember 2016.
Jamaluddin. “Islam Sasak: Sejarah Sosial Keagamaan di Lombok (Abad XVI-XIX)” dalam Indo- Islamica. Vol. 1. No. 1. 2012.
Majid. Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul. Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru. Tt.
_____. Hizib Nahdlatul al-Wathan. Hizib Nahdlatul al-Banat (Jakarta; Nahdlatul Wathan Jakarta. 2002)
_____. Tarekat Hizib NW. tt.
Masnun. Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid: Gagasan dan Gerakan Pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat (Tanpa Kota Terbit: Pustaka al-Miqdad. 2007)
Macdougall. John M. “Criminality and the Political economy of scurity in Lombok.” dalam buku Henk Schulte Nordholt. Gerry van Klinken (ed.). Local Politics in Post-Suharto Indonesia (Brill. 2007).
Mu’min. Ma’mun. “Pergumulan Tarekat dan Politik (Peran Kyai Haji Muhammad Siddiq dalam Tarekat dan Politik Kudus). dalam Jurnal Fikrah. Vol. 2. No. 1. Juni 2014.
Mukhtaruddin. Organisasi Nahdlatul Wathan di Daerah Tinggat II Kabupaten Lombok Barat (Semarang: Balai Penerbit Aliran Kerohanian. 1997)
Muslim. Muslihun. Kiprah Nahdlatul Wathan: Dinamika dan Pemikiran NW dari Generasi Pertama hingga Generasi Ketiga (Jakarta: Benia Publising. 2014). 132.
Mufid Ahmad Syafi’i. Tangklukan. Abangan. dan Tarekat: Kebangkitan Agama Jawa (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006. 175.
Munawwir. Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Progressif. 1984)
Nasution, Harun. Islam ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta: UI Press. 1985)
Nur. Muhammad dkk. Visi Kebangsaan religius: refleksi pemikiran dan perjuangan TG. H.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1904-1997). (Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 2004) Rahman, Fazlur. Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 1992)
Riyadi. Agus. “Tarekat Sebagai Organisasi Tasawuf”. dalam Jurnal Jurnal at-Taqaddum. Volume 6. Nomor 2. Nopember 2014
Rusli, Ris’an. Tasawuf dan Tarekat: Studi Pemikiran dan Pengalaman Sufi (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013)
Schimmel. Annemarie. Dimensi Mistik Islam. diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono (et. al.) dari Mystical Dimension Of Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus) 2000.
Shodiq, Ja’far. Pertemuan antara Tarekat dan NU: Studi Hubungan Tarekat dan NI dalam Konteks Komunikasi Politik 1955-2004. (Yogyakarta: LkiS. 2008)
Sudirman. Orientasi Sufistik Cak Nur: Komitmen Moral Seorang Guru Bangsa (Jakarta: Paramadina. 2001)
Sukarnawadi. Abdul Aziz. Sabda Sufistik: Upaya Memahami Nilai-nilai Keindahan Islam Melalui Pendekatan Tasawuf dan Tarekat (Yogyakarta: Mahameru Press. 2009)
Tahir. Masnun. “Tuan Guru dan Dinamika Hukum Islam di Pulau Lombok” dalam Jurnal Asy- Syir’ah. Vol. 42. No. I. 2008.
Tim Penyususn Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat. Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat Jil. 1. (Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1977)
Trimingham, J. Spencer. The Sufi Orders of Islam (New York: Oxford University Press. 1973) Wacana. Lalu. Sejarah Nusa Tenggara Barat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian Pencatatan Kebudayaan Daerah Mataram: Mataram. 1978)
Wawancara dengan Tuan Guru Syafrudin Pengembur (murid langsung TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid. tokoh agama. tokoh masyarakat. kordinator/ pembai’at tarekat hizib). Pengembur. 27 Juli 2018 pukul 17:05
Wawancara dengan TGH. Nasrullah pada tanggal 10 Februari 2018 pukul 11.42. Wawancara dengan Ust. Ali Fikri Pancor 26 Juli 2018 pkl. 17.35
Wawancara dengan H. Samsul Islam Kutaraja tanggal 2 agustus 2018 pukul 15:20