Masjid Pathok Negara Mlangi; Penjaga Islam Sunni Di Yogyakarta

Authors

  • Zuhrotul Latifah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
  • Siti Maimunah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
  • Riswinarno - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.14421/thaq.2022.22103

Keywords:

Pathok Negara, Mlangi, Ahlu Sunnah wa al Jamaah

Abstract

Abstract: This research examines the role of the Pathok Negoro Mlangi Mosque in preserving Sunni Islam in Yogyakarta. This mosque, also known as Masjid Jami’ An Nur, is closely related to the Yogyakarta Palace because it was built by Prince Hangabehi Sandiyo or Kiai Nur Iman, who was the elder brother of Sultan Hamengku Buwono I in 1758. The research questions addressed in this study are: What is the background of the establishment of the Pathok Negoro Mlangi Mosque? What is the role of the Pathok Negoro Mlangi Mosque in preserving Sunni teachings? This research employs the concept of the mosque as a center of Islamic culture. The research method used is historical methodology with four stages: heuristic, verification, interpretation, and historiography. The results of this research indicate that the Pathok Negoro Mlangi Mosque was built by Kiai Nur Iman, the brother of Sultan Hamengku Buwono I, who chose to spread the religion or preach rather than hold positions in the palace with all its luxuries. On the land granted by Sultan Hamengku Buwono I, Kiai Nur Iman built a mosque to teach the religion of Sunni Islam. The studies conducted at the Mlangi mosque are based on books aligned with Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah, such as Matan Taqrib, Fathu al-Wahhab bi Syarh Manhaj al-Thullab Syarh Minhaj al-Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin, Fathu al-Mu’in bi Syarhi Qurrathi al-‘Ain bi Muhimmat al-Din, tafsir Al-Jalalain, the hadith books Sahih Bukhari and Sahih Muslim, and the book Riyadl al-Shalihin. Regarding ethical issues, the study books include Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-Ta’allum and Ihya’ ‘Ulum al-Din, books that integrate the beliefs of Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah, the Shafi'i fiqh school, and the Sufism of Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Studies of these books continue to be preserved by the successive generations of Kiai Nur Iman in various regions of Yogyakarta.

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang peran Masjid Pathok Negoro Mlangi dalam melestarikan Islam Sunni di Yogyakarta. Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Jami’ An Nur  yang berkaitan erat dengan Keraton Yogyakarta karena dibangun oleh Pangeran Hangabehi Sandiyo atau Kiai Nur Iman yang merupakan kakak dari Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1758.  Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana latar belakang berdirinya Masjid Pathok Negoro Mlangi? Bagaimana peran Masjid Pathok Negoro Mlangi dalam melestarikan ajaran Sunni? Penelitian ini menggunakan konsep masjid sebagai pusat kebudayaan Islam. Metode penelitiannya adalah metode sejarah dengan empat tahap, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini bahwa Masjid Pathok Negoro Mlangi dibangun oleh Kiai Nur Iman yang merupakan kakak Sultan Hamengku Buwono I, lebih memilih menyebarkan agama atau berdakwah daripada menduduki jabatan di keraton dengan segala kemewahannya.  Di tanah perdikan pemberian Sultan Hamengku Buwono I, Kiai Nur Iman membangun masjid untuk mengajarkan agama Islam Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Kajian kitab di masjid Mlangi adalah kitab-kitab yang berhaluan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah seperti Matan Taqrib, Fathu al-Wahhab bi Syarh Manhaj al-Thullab Syarh Minhaj al-Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin, Fathu al-Mu’in bi Syarhi Qurrathi al-‘Ain bi Muhimmat al-Din, tafsir Al-Jalalain, kitabhadis Shahih Bukhari,Shahih Muslim dan kitab Riyadl al-Shalihin, dalam persoalan akhlak kajian kitabnya adalah kitab  Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-Ta’allum, dan kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din, kitab yang mengintegrasikan antara akidah  Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah, fiqh mazhab Syafii, dan tasawuf Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Kajian-kajian kitab semacam ini terus dilestarikan oleh generasi penerus Kiai Nur Iman di berbagai wilayah Yogyakarta. 

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abror, Indal. “Aktualisasi Nilai-Nilai Budaya Masjid Pathok Negoro.” Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 17, no. 1 (April 1, 2016): 63.

Ahmad Baso. “NU Studies, Menulis Balik: Mengedepankan NU Sebagai ‘Fa’il’, Bukan ‘Maf’ul’.” Jurnal Tashwirul Afkar 19, no. 1 (2006): 51–70.

Arifinsyah Arifinsyah, Safria Andy, and Agusman Damanik. “The Urgency of Religious Moderation in Preventing Radicalism in Indonesia.” Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 21, no. 1 (2020).

Azizah, Umi. “Masjid Pathok Negoro Mlangi: Respon Masyarakat Mlangi terhadap Renovasi Masjid Tahun 2012 M.” Juspi: Jurnal Sejarah Peradaban Islam 1, no. 2 (2017).

Burga, Muhammad Alqadri, and Muljono Damopolii. “Reinforcing Religious Moderation through Local Culture-Based Pesantren.” Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (December 31, 2022): 145–162.

Fathor Rosi. Tapak Jejak Trunojoyo. Sampang: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sampang, 2018.

Fauzi, Muhammad Latif. "Actors and Norms in an Islamic Marriage: A Study of Madura Community in Rural Eastern East Java. Journal of Indonesian Islam 13, no. 2 (2019): 297–325.

Habibi, Wildan. Biografi Keteladanan Kiai Masduqi Zaed. I. Yogyakarta: As-Salafiyyah Mlangi, 2018.

Idham, Noor Cholis. “Javanese Islamic Architecture: Adoption and Adaptation of Javanese and Hindu-Buddhist Cultures in Indonesia.” Journal of Architecture and Urbanism 45, no. 1 (February 1, 2021): 9–18.

Ikhsani, Intan Mahardika. “Pengaruh Sosial Budaya terhadap Konsistensi Ruang Masjid Pathok Negara Ad-Darojat, Babadan, Bantul.” Mintakat: Jurnal Arsitektur 23, no. 2 (September 14, 2022): 73–84.

Imam Muhsin, Zuhrotul Latifah, and Ali Sodiqin. Sejarah Islam Lokal. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Imawan, Dzulkifli Hadi. “Pesantren Mlangi: Poros Spiritual Intelektual Islam Di Yogyakarta Abad XVIII – XIX M.” Millah 19, no. 2 (February 14, 2020): 225–246.

Irwan Masduqi. Suluk Sufi Ulama Karaton Yogyakarta: Ajaran Kiai Nur Iman. Yogyakarta: Assalafiyah Press, 2011.

K. Wirdanudin. “Wawancara di Mlangi,” June 20, 2023.

Lathifatul Izzah, Kurniati, and Misyrah Akhmadi. “Memetakan Konflik Elit Agama di Mlangi dan Upaya Resolusi.” Mukaddimah: Jurnal Studi Islam 3, no. 2 (2018).

M. Jadul Maula. Ngesuhi Deso Sak Kukuban: Lokalitas, Pluralisme, Modal Sosial Demokrasi. Yogyakarta: LKiS, 2001.

Mahmud Yunus. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. III. Jakarta: PT Mahmud Yunus wa Dzurriyah, 2008.

Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2008.

Muhammad Fuad Riyadi. Kampung Santri, Tatanan dari Tepi Sejarah. Yogyakarta: Ittaqa Press, 2001.

Nadia, Zunly. “Tradisi Maulid Pada Masyarakat Mlangi Yogyakarta.” Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 12, no. 2 (July 22, 2011): 367–384.

Ngatijan. Masjid Bersejarah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2007.

Nur Chimah. “Wawancara di Mlangi,” June 20, 2023.

Putra, Widihasto Wasana. Masjid Kagungan Dalem dan Masjid Cagar Budaya. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2015.

Rokhim, Nur. “Tradisi Shalawat Ngelik di Kampung Santri Mlangi, Sleman, DIY.” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 20, no. 1 (June 28, 2020): 15–28.

Rosadi, Barit Fatkur. “Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam.” Jurnal An Nûr VI, no. 1 (2014).

Rosyid, Moh. “Hinduism and Islamic Ornaments in Langgar Dalem Mosque of Kudus.” Journal of Islamic Architecture 7, no. 1 (June 28, 2022): 135–147.

Shofi'unnafi. “Analisis Deskriptif Desa Wisata Religi Mlangi Berbasis Komponen, Komunitas.” Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 13, no. 1 (2022).

Sripujo. Sekilas Sejarah Mbah Kiai Nur Iman. Yogyakarta: Pelaksana Penyelenggara Haul Mbah Kiai Nur Iman, n.d.

Sukron Makmun. “Kiai Nur Iman Dan Kampung Santri Mlangi; Menelisik Harmoni Integrasi Islam Dengan Budaya Jawa-Keraton Mataram.” Jurnal Seuneubok Lada 2, no. 2 (2015).

Tim Penyusun. Masjid Bersejarah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2007.

Wahibudin. “Wawancara di Payak Tengah, Srimulyo, Piyungan, Bantul,” June 2, 2023.

Zakiyah. “Kitab Al-Sani al-Matalib: Interkoneksi Nahwu Dan Tasawuf.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 2 (2012).

Downloads

Published

2024-05-06

How to Cite

Masjid Pathok Negara Mlangi; Penjaga Islam Sunni Di Yogyakarta. (2024). Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 21(3), 33-49. https://doi.org/10.14421/thaq.2022.22103

Similar Articles

1-10 of 98

You may also start an advanced similarity search for this article.