Kontestasi Merebut Kebenaran Agama (Studi Analisa di Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri)
DOI:
https://doi.org/10.14421/panangkaran.2021.0501-03Keywords:
Contestation, Religious Diversity, Capital SymbolAbstract
In a socio-cultural society that is pluralistic and still upholds the values of gotong royong or customs in general that appear on the surface, there is no problem that means anything else until it leads to the issue of contestation. This can be seen at a glance in the community in Jatipurno Wonogiri District. However, the reality is that in the midst of the existing diversity, both internal and inter-religious diversity, various problems are often found that alternate between individual, social and institutional issues. The main problem that researchers want to reveal about diversity in Jatipurno District is the issue of contestation in seizing religious truth. In this study, the author wants to reveal two main issues. First, how the socio-historical arena (field) of the community in Jatipurno sub-district plays its role in seizing religious truth. Second, how each contestant plays a capital symbol to reach a habitus in society. To uncovering these two problems, researcher used a sociological approach from Pierre Bourdieu's thinking with a qualitative type of research. From the results of the analysis, it can be seen that although socio-historically the people in Jatipurno District come from the same ethnicity and race, due to the different ideological issues involved, the elites and their members have a desire to maintain their existence and increase the number of their religious organization communities. Before playing the capital symbol, each uses the arena, which the researcher simplifies into three, namely; the arena of institutions, communities and bureaucratic institutions, they use this continuously with a series of methods to form a habitus in society which in the end they play with the various capitals they have.
[Dalam sosiokultural masyarakat yang majemuk dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong atau pun adat istiadat secara umum yang tampak dipermukaan tidaklah terdapat suatu persoalan yang berarti apa lagi sampai mengarah pada persoalan kontestasi. Hal inilah sepintas yang terlihat pada masyarakat di Kecamatan Jatipurno Wonogiri namun, realitanya ditengah keberagaman yang ada, baik keberagaman interen umat beragama ataupun antar umat beragama sering sekali ditemukan berbagai problem yang silih berganti baik yang berhubungan dengan persoalan individu, sosial kemasyarakatan maupun institusi. Persoalan pokok yang ingin peneliti ungkap terhadap keberagaman di Kecamatan Jatipurno adalah Persoalan Kontestasi dalam merebut kebenaran agama. Dalam penelitian ini penulis hendak menggungkap dua pokok persoalan pertama, bagaimana sosio historis arena (field) masyarakat di kecamatan Jatipurno dalam memainkan perannya dalam merebut kebenaran agama, kedua adalah bagaimana masing-masing kontestan memainkan capital simbol untuk menggapai sebuah Habitus dalam sosial masyarakat. Untung mengungkap kedua persoalan tersebut peneliti menggunakan pendekatan sosiologi dari pemikiran Pierre Bourdieu dengan jenis penelitian kualitatif. Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa walaupun secara sosio historis masyarakat di Kecamatan Jatipurno berasal dari suku maupun ras yang sama namun karena persoalan ideologi yang masuk berbeda – beda, sehingga para elite dan anggotanya memiliki hasrat untuk mempertahankan eksistensi dan menambah jumlah komunitas organisasi keagamannya. Sebelum memainkan capital simbol masing-masing menggunakan arena, yang peneliti sederhanakan menjadi tiga yaitu ; arena institusi, komunitas dan lembaga birokrasi, hal ini mereka gunakan secara terus menerus dengan serangkaian metode untuk membentuk suatu habitus dalam masyarakat yang pada akhirnya mereka memainkan berbagai modal capital yang mereka miliki.]
Downloads
References
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka Cipta.
Bourdieu, Pierre. 1996. Distinction: A Social Critique Of The Judgemen Of Taste. Translated by Richard Nice, USA : Harvard University Press.
Endrastiti, Fini, Diah. 2016. “Kontestasi Indentitas Perempuan Bercadar pada Komunitas Salafiyah” dalam Tesis, Jakarta, Universitas Mercu Buana.
Fashri, Fauzi. 2007. Penyingkapan Kuasa Simbol: Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu, Yogyakarta : Juxtapose.
Fherastama, Yopinovali, dkk. 2018. “Kontestasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus di Lembaga Dakwah Kampus Universtas Brawijaya”, dalam Jurnal Kajian-Ruang Sosial Budaya, Malang, Universitas Brawijaya, Vol 2, No 2.
Khoirul Fata, Ahmad. 2018. “Membaca Polarisasi Santri dalam Kontestasi Pilpres 2019”, dalam Jurnal Dinamika Penelitian : Media Komunikasi Sosial Keagamaan, Tulung Agung, Vol 18, No 2.
Koentjoroningrat. 1989. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia.
Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporer, Yogyakarta : Kanisius.
Lexy, J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nanang, Kresdianto. 2014. “Perre Bourdieu Sang Juru Damai”, dalam Jurnal Kanal, Vol 2, No 2, Surabaya.
Richardson, J. 1986. Form Of Capital Pierre Bourdieu. Handbook of Theory And Research For Sociology Of Education, Westpot CT: Greenwood.
Ritzer, Geoorge, & Goodman .2012. Teori Sosiologi Klasik-Post Modern Edisi Terbaru Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Ritzer, George. 2012. Teri Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmoodern Edisi Kedelapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012.
Sumarno, dkk. 2013. “Orientasi Modal Sosial dan Modal Kultural di Fakultas Ilmu Pendidikan U.N.Y.”, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 6 No. 2, September.
Swartz, David, l. 2002. “The Sociology Of Habit: The Perspective Of Pierre Boerdieu”, The Occupational Therapy Journal Of Research. Volume 22, Winter.
Swartz, David. 1997. Culture and Poer : the Sociology of Pierre Bourdueu, Chicago : The University of Chicago.
Wawancara dengan Bapak Agus Supriyanto, Warga Kecamatan Jatipurno , pada 16 Juli 2020, pukul 16.30 WIB.
Wawancara dengan Bapak Kardi (Tokoh Muhamdiyah Jatipurno Sekaligus Pengurus Masjid At-Taqwa), bertempat dirumah beliu, pada 18 Juli 2020, pulul 09.30 WIB.
Wawancara dengan Bapak Riyanto , (Anggota MTA Jatipurno dan juga Staff pengajar di SMK IBu S. Soemoharmanto), Pada 18 Juli 2020, Sekitar Pukul 12.30 WIB.
Wawancara dengan Bapak Sunarto (Tokoh LDII Kecamatan Jatipurno) durumah beliah pada tanggal 18 Juli 2020, Pukul 08.00 WIB.
Wawancara dengan Bapak Sutri (Anggota MTA Jatipurno) bertempat di halam rumah beliau, pada 18 Juli 2020, Pukul 11.00 WIB
Wawancara Dengan Bapak Suwardi Tokoh Agama Budha, termasuk sesepuh warga Kelurahan Jatipurno. Wawancara, 16 Juli 2020, Pukul 14.30 WIB.
Wijaya, Akhsin. 2019. Kontestasi Merebut Kobenaran Islam di Indnesia (Dari Berislam Secara Teologis ke Berislam Secara Humanis, Yogyakarya : Ircisod.
Yudha, Karnanta. 2015. “Sastra ”Mungkin” : Kontestasi Simbolik Andrea Hirata dalam Arena Sastra Indonesia”, dalam Jurnal Poetika. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, Vol 3, No 2.
Zuhriah. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Khairil Umami
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-nc-nd/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
JURNAL PANANGKARAN disebarluaskan dengan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerrivatives 4.0 International License.
![](https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/public/site/artikel.jpg)
![](https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/public/site/galley.jpg)