Perilaku Keagamaan Komunitas Muslim (Pemahaman Hadis dalam NU dan Salafi Wahabi di Indonesia)

Authors

  • Zunly Nadia Nadia STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/livinghadis.2017.1327

Keywords:

perilaku keagamaan, komunitas muslim, NU, Salafi Wahabi

Abstract

Perbedaan dalam memahami hadis sudah terjadi sejak masa Nabi. Namun demikian perbedaan pemahaman ini tidak sampai memunculkan perpecahan. Seiring dengan berjalannya waktu dan jarak yang semakin jauh dengan Rasulullah. Perbedaan-perbedaan dalam pemahaman hadis dirasakan semakin tajam, hingga pada masa selanjutnya perbedaan pemahaman tersebut membentuk dua aliran yang secara radikal membentuk kelompok yang berseberangan dan tidak jarang bahkan berujung pada konflik dan kekerasan. Secara garis besar, ada dua tipologi kelompok dalam memahami hadis. Tipologi ini didasarkan pada pendekatan yang digunakan. Pertama, kelompok tekstualis, kelompok ini lebih menekankan pemahaman terhadap hadis Nabi tanpa memperdulikan proses sejarah yang melahirkannya. Kelompok ini lebih mementingkan makna lahiriyah teks, dalam hal ini penekanan teks hadis terfokus hanya pada aspek bahasa. Sedangkan kedua adalah kelompok kontekstualis. Kelompok ini melakukan pemahaman hadis dengan mempertimbangkan asal-usul (asbab al-wurud) hadis, atau konteks yang berada dibalik teks.  Kelompok pertama selanjutnya disebut dengan ahl al-ra’yi, sedangkan kelompok kedua disebut dengan ahl al-hadis. Penyebutan kedua istilah tersebut mulai terlihat pada masa sahabat, dan semakin menguat khususnya pada masa perkembangan mu’tazilah sebagai reaksi atas spekulasi teologis kelompok mu’tazilah dan pada masa timbulnya reaksi Asy’ariyah.Dalam konteks Indonesia, perbedaan pemahaman terhadap hadis tentu saja terjadi pada berbagai komunitas muslim di Indonesia. Komunitas yang berbeda-beda ini secara tidak langsung memperlihatkan perbedaan pandangan dan penafsiran terhadap ajaran agama dan hal ini terutama cukup jelas terlihat dalam praktik keagamaan sehari-hari. Salah satu penyebab dari perbedaan dalam praktik keagamaan ini adalah pemahaman mereka yang berbeda terhadap hadis Nabi. Meski mayoritas umat muslim sepakat bahwa hadis merupakan sumber ajaran kedua setelah al-Qur’an, namun demikian tidak ada pemahaman yang sama terhadap sumber ajaran tersebut. Dari sini kemudian, penulis berusaha mengungkap bagaimana pemahaman hadis di NU dan komunitas Salafi Wahabi, sejauh mana perbedaan pemahaman terhadap hadis diantara keduanya dan apa yang melatarbelakangi perbedaan pemahaman terhadap hadis, kitab-kitab apa saya yang dipelajari sebagai pemandu dalam memamahi hadis serta bagaimana implikasi dari pemahaman hadis tersebut terhadap praktek keagamaan mereka. Lebih jauh, penulis ingin memperlihatkan bagaimana keragaman Islam Indonesia serta bagaimana perbedaan ini agar bisa dikelalola secara baik sehingga meminimalisir konflik yang terjadi akibat perbedaan penafsiran terhadap ajaran agama. 
Abstract viewed: 3886 times | PDF downloaded = 3038 times

References

Abdallah Kamel, Dr. Omar, Kenapa Takut Bid’ah, Jakarta: PP Lakspesdam NU, 2005

Abu Zahrah, Muhammad, Tarikh al-Madhahib al-Islamiyah: Fi as-Syiyasah wa al’Aqaid, Ttp: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.t.

Abd al-Wahhab, Abd al-Rahman bin Hasan bin Muhammad bin, Fath al-Majid Li Sharh Kitab al-Tawhid,(Kairo: Maktabah ‘Ibad al-Rahman, 2008

Algar, Hamid, Wahhabisme: Sebuah Tinjauan Kritis, Jakarta: Yayasan Abad Demokrasi, 2011.

al-Khatib, Ajjaj, Usul al-Hadis wa Mustalahuh, Beirut: Darul Fikr, 1979.

Bisri, H.A Musthofa, Tiga Pedoman Warga NU, Jakarta: Yayasan Mata air dan Majma’ Buhuts An-Nahdliyah, 2009.

Baalbaki, Robi, Al-Maurid a Modern Arabic-English Dictionary, Beirut: Dar al-Ilm lil Malayin, 1995.

al-Buthi, Said Ramadhan, Salafi Sebuah Fase Sejarah, Bukan Mazhab, ter. Futuhal Arifin, Jakarta: GIP, 2005.

Noorhaidi Hasan, Laskar Jihad; Islam, Militansi dan Pencarian Identitas di indonesia Pasca-Orde Baru, KTTLV-Jakarta: LP3ES.

Ubaydi Hasbillah, Ahmad, “Nalar Tekstual Ahli Hadis: Studi Kasus ormas Modernis dan Tradisionalis di Indonesia”, Disertasi, Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama; Sebuah Kajian Hermeneutik, Jakarta: Paramadina, 1996.

Howard M Federspiel, Persatuan Islam: Pembaharuan Islam Indonesia Abad XX, cet I, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.

Ilyas, Yunahar dan Drs. M Mas’udi (ed.), Pengembangan Pemikiran terhadap Hadis” Yogyakarta: LPPI UMY, 1996.

Ismail, Syuhudi ,Metodologi Penelitian Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Muchid Muzadi, KH. Abdul, Mengenal Nahdlatul Ulama, cet-IV, Surabaya: Khalista, 2006.

------------------------------------, NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran: Refleksi 65 Th. Ikut NU, cet-IV, Surabaya: Khalista, 2007.

Muhyiddin Abdusshomad, KH, Fiqh Tradisionalis: Jawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-Hari, Malang: Pustaka Bayan bekerjasama dengan PP. Nurul Islam, 2004.

Nasution, Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1986.

Najwa, Nurun, Ilmu Ma’anil Hadis; Metode Pemahaman Nabi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Cahaya Pustaka, 2008.

Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, cet-VI, Jakarta: LP3ES, 1991.

OlivierL, Roy, Islamic Radicalism in Afghanistan and Pakistan. CNR: Paris, 2002.

Rahman, Fazlur dkk, Wacana Studi Hadis Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.

Shihab, M. Quraish, “Kata Pengantar” dalam Muhammad al-Ghazali, Studi Kritis atas Hadis Nabi, terj. M. Al-Baqir, Bandung: Mizan, 1989.

Solusi Ahkamul Fukoha: Problematika Aktual Hukum Islam: keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004)), Surabaya: Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN NU) Jatim dan Khalista.

Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi, Yogyakarta: Sukses Offset, 2008.

Zahro, Dr. Ahmad Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahsul Masail 1926-1999, Yogyakarta: LkiS, 2004.

Downloads

Published

2017-10-15

Issue

Section

Articles