Living Hadis dalam Kegiatan Peringatan Maulid Nabi di Pesantren Sunan Ampel Jombang

Authors

  • Faiqatul Khosyiah

DOI:

https://doi.org/10.14421/livinghadis.2017.1363

Keywords:

prophet Mohammed birthday, Sunan Ampel Jombang boarding school, barzanji text, living hadith.

Abstract

Abstrak

Perayaan maulid nabi adalah salah satu tradisi yang banyak dilestarikan oleh masyarakat kita, utamanya di banyak pesantren di Jawa. Tradisi ini memiliki banyak corak cara pelaksanaan yang masing- masing memiliki ciri khas tersendiri. Jika ditinjau dari sejarah pengadaannya, pada dasarnya memang tidak ada suatu tanggal khusus pengadaan maulid nabi, sehingga jika menarik busur sejarah, akan didapati pelaksanaaan maulid digelar pada tanggal yang berbeda- beda di bulan Rabiul Awal. Kenyataan ini ditemukan pula dalam kegiatan pelaksanaan maulid di pondok pesantren Sunan Ampel Jombang yang diadakan selama sepuluh hari lamanya dan dengan berbagai kekhasan di dalamnya. Melalui pendekatan fenomenologi dengan teori fungsional, tulisan ini mencoba memaparkan fenomena di dalam maulid ini dengan hasil bahwa, maulid di tempat tersebut adalah fenomena living hadits. Di samping itu, makna penting dari adanya majelis tersebut, adalah praktek ibadah spiritual yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan masyarakat yang berpartisipasi di dalamnya.

 

Abstract

Prophet Mohammed birthday’s celebration is one of much tradition sustained by our people, exactly in many boarding schools in Java, Indonesia. This tradition has many implementation variant ways which each way has its specific thing. From historical side, there is no specific date for Prophet Mohammed birthday’s celebration, with result that since for the time being, it took place in various date at Rabiul Awal month. This fact also found in Prophet Mohammed birthday’s celebration at Sunan Ampel Jombang boarding school which happens in ten days with many specific things there. Using phenomenological approach one combined with functionalism theory, this research will explain phenomenon happens in this celebration with the result that celebration is one of living hadith phenomenon. Besides, the important significance by the existence of this tradition is that spiritual aspect which cannot be lost from people tradition.

 

Abstract viewed: 3635 times | PDF downloaded = 3419 times

References

Aini, Adrika Fithrotul. (2014). Living Hadis dalam Tradisi Malam Kamis Majelis Shalawat Diba’ Bil-Mustofa, Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies, 2 (1).

Anonymous. Sekilas tentang ad-Diba’i. (2012). diakses dari www.nu.or.id pada 30/12/2017

Jati, Wasisto Raharjo. (2014).Tradisi, Sunnah, dan Bid’ah,e-journal el harakah, 14 (2)

Kamus al ma’aniy online.

Kaptein, Nico. (1994). Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW, Jakarta: INIS.

Kuesioner Penelitian tentang persepsi pelaksanaan kegiatan peringatan Maulid Nabi Saw. di Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang

Madjid, Nurcholish. (2012). Maulid Bid’ah, Maulid Kontekstual. By (https://www.paramadina.co.id).

Maktabah Syamela

Mansyur, M. dkk. (2007). Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits. Yogyakarta: Teras.

Pals, Daniel L. (2001). Seven Theories of Religion: Dari Animisme EB Tylor, Materialisme Karl Marx, hingga Antropologi Budaya C Geertz, Yogyakarta: Qalam.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. (2003). Metodologi Penelitian Sosial-Agama Bandung: Rosdakarya.

Sutrisno, Mudji. (2017). Membaca Rupa Wajah Kebudayaan cetakan ke-4. Yogyakarta: PT Kanisius.

Wawancara dengan Kyai Taufiqurrohman pada tanggal 20 Desember 2017.

Downloads

Published

2018-05-07

Issue

Section

Articles