Kritik Matan Hadis atas Hukuman bagi Orang Murtadin

Kontekstualitas Hermeneutika Fazlur Rahman

Authors

  • Adinda Fatimah Rahmawati UIN Sunan Kalijaga

DOI:

https://doi.org/10.14421/jm.2024.42.01

Keywords:

Kritik matan hadis, Hukuman murtad, Fazlur Rahman

Abstract

There is a notable difference between the consequences for apostates as stated in the Qur’an and the Hadith. The Qur’an mentions that apostates will be replaced by people who are better and will face eternal punishment in the afterlife. In contrast, the Hadith prescribes the death penalty for apostates in this world. For Muslims, it is essential to study the application of apostasy laws in the current context. This study employs a descriptive analysis using Fazlur Rahman’s hermeneutic approach to Hadith. Rahman’s principle emphasizes that Islamic law should be understood according to the context of the times. His approach applies a situational interpretation of Hadith, encouraging Muslims to reevaluate the elements of Hadith and their relevance today. Rahman suggests several strategic steps: first, understanding the literal meaning of the Prophet’s Hadith; second, examining the historical and social context during the Prophet’s time, including the reasons for the Hadith’s revelation (asbab al-wurud); and third, considering relevant instructions in the Qur’an. This approach allows scholars to distinguish the underlying legal objectives (ratio legis) from specific legal rulings and to formulate the ideal moral principles of the Hadith. The study finds two main points. First, while the wording in the Qur’an and Hadith differs, Qur’anic consequences apply when apostates do not cause harm, whereas Hadith consequences apply when apostates create disorder or damage. Second, the Hadith prescribing the death penalty is authentic, but its application is not universal; it is context-dependent and relevant only under certain circumstances.

 

Abstrak

Terdapat perbedaan antara konsekuensi bagi orang murtad antara redaksi Al-Quran dan redaksi hadis. Dalam Al-Quran disebutkan bahwasanya orang yang murtad akan digantikan dengan kaum yang jauh lebih baik dan orang yang murtad dimasukkan ke dalam neraka dan kekal di dalamnya (hukuman akhirat). Sementara hadis menyebutkan bahwa bagi pelaku murtad akan dikenai hukuman mati (hukuman duniawi). Sebagai seorang muslim, perlu untuk mengkaji lebih dalam terhadap pemberlakuan hukuman bagi pelaku murtad pada konteks saat ini. Penelian ini menggunakan  analisis deskriptifdengan pendekatan hermeneutika  Fazlur Rahman terhadap hadis. Hermeneutika Fazlur Rahman menerapkan penafsiran situasional terhadap hadis dan menegaskan bahwa umat Islam perlu untuk melakukan revaluasi terhadap unsur yang terkandung dalam hadis dan penafsirannya sesuai dengan kondisi saat ini. Ia mengisyaratkan adanya beberapa langkah strategis. Pertama, memahami makna teks hadis Nabi, kemudian memahami latar belakang situasionalnya, yakni menyangkut situasi Nabi dan masyarakat pada periode Nabi secara umum, termasuk dalam ini adalah asbab al-wurud. Di samping itu juga memahami petunjuk-petunjuk Al-Qur’an yang relevan. Dari sini akan dapat dipahami dan dibedakan nilai-nilai nyata atau sasaran hukumnya dari ketetapan legal spesifiknya, dan dapat dirumuskan prinsip ideal moral dari hadis tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dua point utama yakni : pertama, Redaksi yang disebutkan dalam Al-Quran dan redaksi dalam hadis memang berbeda. Namun pada penggunaannya, konsekuensi bagi orang murtad sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran diberlakukan apabila orang yang murtad tersebut tidak membuat kerusakan ataupun kekacauan bagi kelompok lainnya. Sementara konsekuensi yang disebutkan dalam hadis diberlakukan apabila orang yang murtad tersebut menimbulkan kekacauan dan kerusakan. Kedua, hadis hukuman mati bagi pelaku murtad dibuktikan shahih. Namun dalam penggunaannya redaksi hadis ini tidak bisa digunakan pada semua zaman, melainkan hanya pada konteks-konteks tertentu saja.

Abstract viewed: 46 times | pdf downloaded = 25 times

References

Ahmad Choirul Rofiq, Benarkah Islam Menghukum Mati Orang Murtad (kajian historis tentang perang riddah dan hubungan dengan kebebasan beragama), Ponorogo: STAIN Ponorogo PRESS, 2010.

Ahmad Hasyimi, Jawahu al-Balaqah fi al-Ma’ani wa al-Bayani wa al-Badi’ (Beirūt: Maktabah Dar al-Ihya al-Kutub al-Arabiyah,1960).

AJ. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Faz al-Hadis an-Nabawi, terj. Muḥammad Fuad abd al-Baqi,( Leiden: EJ Brill, 1995), juz I.

Al-Adlabi, Manhaj Naqd al-Matn ‘Inda ‘Ulama al-Hadis al-Nabawi. (Dar al-Afaq al-Jadid, 1983).

Ali Yafie, Sistem Pengambilan Hukum Oleh Aimmatul Mazahib” dimuat dalam buku Kontroversi Pemikiran Islam di Indonesia (Bandung:Remaja Rosda Karya, 1990).

Amal Taufiq Adnan, Islam dan Tantangan Modernis, Suatu Pemikiran Hukum Fazlur Rahman, Bandung: Mizan, 1990

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya , Semarang : PT. Karya Toha. 1996.

Fahruddin Faiz, Ali Usman. Hermeneutika Al-Qur’an Teori, Kritik dan Implementasinya. Yogyakarta: Dialektika, 2019

Fakhruddin Faiz, Hermeneutika Qur’ani: Antara Teks, Konteks dan Kontekstualisasi, Yogyakarta : Qolam, 2003

Fatikhin, Roro, “Riddah dalam Perspektif Bahasa , Al-Qur ’ an dan Hadis ( Studi Tentang Konsekuensi Hukum Riddah)”. Lisyabab Jurnal Studi Islam dan Sosial. Vol. 1, no. 2, 2020.

Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Karachi: Central Institute of Islamic Research, 1965)

Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas Transformasi Intelektual, terj. Ahsin Mohammad, (Bandung:Pustaka, 1985)

HAM, Musahadi, Hermeneutika Hadis-Hadis Hukum; Mempertimbangkan Gagasan Fazlur Rahman, Semarang : Walisongo Press, 2009

HAM, Musahadi, Evolusi konsep sunnah ( Implikasinya pada perkembangan hukum Islam, semarang : CV. Aneka Ilmu, Anggota IKAPI. 2000

Ibn Ḥajar al-Aṡqalānī, Fatḥ al-Bārī bi Syarḥ Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, (Beirut: Dār al- Fikr,t.th), Juz XII.

Ibrahim Anis, Mu’jam al-Wasit, (Mesir: Dar al-Ma’arif,1937), Juz II.

Imam Bukhari. Sahîh al-Bukhari, Juz. 2. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.

Imam Al-Dzahabi, Siyar A’lam An-Nubala (Biografi Tokoh-Tokoh Terkenal Dalam Sejarah Islam), terj. Muhammad Natsir, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 2007.

Imam Al-Dzahabi, Tadzkirat Al-Huffazh (Biografi Para Penghafal Hadis), terj. M. Zaini, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Ja’far Assagar, Kontekstualisasi Hukum Murtad dalam Perspektif Sejarah Sosial Hadis, Ijtihad : Jurnal Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vol. 14, 2014.

Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutika Cet. I, Jakarta : Paramadina, 1996.

Martini, Murtad Dalam Pandangan DR. Syekh Yusuf Qardhawi, Srikspi IAIN Walisongo, 1998.

Muḥammad Husein Haekal, Abu Bakar as-Siddiq yang lembut Hati: Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi, terj. Ali Audah, (Bogor:Pustaka Utera AntarNusa, 1995), cet. I.

Muzakki, Ahmad Kamal, Studi Analisis Pendapat Imam Abu Hanifah Tentang Hukuman Wanita Murtad, Skripsi IAIN Walisongo, 2005

Muḥammad Ibn Muḥammad Abu-Shuhbah., Al Hudūd Fi Al Islam Wa Muqaranatuha Bi Al Qawanin Al Wadi'iyyah, (Kairo: Al Hay'ah al 'Ammah, 1973).

Moqsith, Abd. “Tafsir atas Hukum Murtad dalam Islam.” AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah. Vol. 13, no. 2, 2013.

Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Hadis, penerj.Mifdhol Abdurrahman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2004

Rodin, Dede. “Riddah Dan Kebebasan Beragama Dalam Al-Quran.” AHKAM. Vol. XIV, no. 2, 2006.

Samsul Arifin, Riddah Pada Masa Abu Bakar, Telaah Sosio Historis, Skripsi IAIN Walisongo, 2004

Salam, Abdul Jalil, Polemik Hukuman Mati di Indonesia, perspektif Islam HAM dan Demokratisasi Hukum, Jakarta: Badan Litbang dan DIklat Kementerian Agama RI, 2010

Shihab, M. Quraisy, Wawasan Qur’an tentang Kebebasan Beragama, dalam Komaruddin Hidayat (ed), Passing Over. Melintas Batas Agama Jakarta : Gramedia, 1998.

Shihab, M. Quraisy, Tafsir al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol. 5, (Jakarta: Lentera Hati, 2002).

Taufiq Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas,(Bandung: Mizan,1989).

Tim Penerjemah. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: Al-Hambra, 2014.

Tri Wahyu Hidayati, Apakah Kebebasan Beragama, Bebas Pindah Agama?, Perspektif HUkum Islam dan HAM, (Surabaya: STAIN Salatiga Bekerja sama dengan JPBOOKS, 2008).

Tongke, Firman, “Hukuman Mati Orang Murtad Dalam Hadis ( Aplikasi Hermeneutika Fazlur Rahman )". Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2015.

Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadīts Nabi SAW, terj. Muḥammad Al-baqir, (Bandung: Karisma, 1999).

Yusuf Qardhawi, Hukum murtad tinjauan al Qur’an dan as Sunnah, Jakarta, Gema insani press, 1998

Downloads

Published

2024-11-22

Issue

Section

Articles