MENYERU TANPA HINAAN (Upaya Menyemai Dakwah Humanis Pada Masyarakat Kota Langsa yang Pluralis)

Dakwah Humanis Pluralis

Authors

  • Mawardi Siregar
    mawardipintar@yahoo.com
    IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa – Aceh, Indonesia
December 1, 2015

Downloads

Dalam Islam, semangat ekspasionis lazim disebut dengan kegiatan dakwah. Kewajiban berdakwah dianjurkan bagi setiap muslim sejak awal masa kenabian Muhammad Saw. Hakekat dakwah pada dasarnya ialah tindakan menyebarkan pesan-pesan Islam kepada umat manusia agar meyakini kebenaran Islam itu. Dalam kaitannya dengan konteks Kota Langsa, masyarakat yang menjadi sasaran dakwah bukan hanya beragama Islam, tetapi terdapat juga agama lain seperti Kristen dan Budha. Concern dari tulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana pelaksanaan dakwah pada masyarakat Kota Langsa Provinsi Aceh yang pluralis, sehingga dakwah tidak lagi identik dengan pendiskreditan, penghinaan dan cacian. Untuk mewujudkan paradigma dakwah yang lebih humanis itu, ada tiga hal yang perlu dipahami seorang dai dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya. Pertama, dai harus kontekstual dalam merespon realitas sosial yang dihadapi masyarakat pluralitis tersebut. Kedua, seorang dai perlu juga memahami, bahwa satu sisi orang Islam diwajibkan untuk menyiarkan ajaran agamanya, tetapi disisi lain keberadaan agama lain pun mesti dihormati. Ketiga, untuk mewujudukan dakwah yang humanis, kegiatan dakwah tidak lagi cenderung membicarakan Islam-Kafir, beriman dan tidak beriman, sorga-neraka.