Dari Simbolisasi Kesultanan Menjadi Pusat Pariwisata: Studi Perubahan Sosial dalam Ritualisasi Keagamaan di Masjid Gedhe Kauman

Authors

  • Anindya Septiana Arfiani UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Keywords:

Kesultanan, Pusat Pariwisata, Ritualisasi Keagamaan, Perubahan Sosial, Pelestarian Budaya

Abstract

Studi ini berusaha untuk mengeksplorasi perubahan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Untuk lebih memahami topik tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif. Data studi perubahan Masjid Gedhe Kauman merujuk pada sumber kepustakaan. Studi ini menunjukkan bahwa apa yang selama ini dipandang sebagai ikon kesultanan sebagai salah satu daerah keistimewahan di Indonesia telah bermetamorfosis. Perubahan ini tidak hanya sebagai pusat ritualisasi keagamaan Islam, namun juga menjadi tujuan pariwisata. Ini dibuktikan oleh kehadiran artefak sejarah—kumpulan sejarah tata letak, arsitektur yang masih kental dengan Jawa kuno, asal muasal organisasi Muhammadiyah hingga menjadi sumber rezeki bagi warga karena aktivitas keagamaan yang mengundang sejumlah wisatawan. Relevansi temuan tersebut mengindikasikan bahwa pelestarian artefak menjadi kekuatan dalam menghargai peninggalan sejarah–tangible maupun intangible—dan keberlanjutan pembangunan berbasis pariwisata keagamaan. Hal ini berimplikasi terhadap pola dan cara tentang bagaimana ritualisasi keagamaan menjadi simbol kekuatan pelestarian budaya.

The study sought to explore the changes of Yogyakarta’s Gedhe Kauman Mosque. To gain further understand this topic, the study uses qualitative methods with a narrative approach. The study data on the change of the Kauman Gedhe Mosque refers to literature sources. This study shows that what has been seen as an icon of the sultanate as one of the special region in Indonesia has metamorphosed. This change is not only a center for Islamic religious ritualization, but also a tourism destination. This is evidenced by the presence of historical artifacts—a collection of historical layouts, architecture that is still thick with ancient Javanese, the origin of the Muhammadiyah organization to become a source of sustenance for residents because of religious activities that invite a number of tourists. The relevance of these findings indicates that the preservation of artifacts is strength in appreciating historical heritage– both tangible and intangible– and the sustainability of religious tourism-based development. It has implications for patterns and ways of how religious ritualization becomes a symbol of the power of cultural preservation.

Abstract viewed: 306 times |

References

Armando, Nina M. (2005). Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Aziz, H Moh Ali. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Salim, Peter, MA. (1995). Kamus Besar Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Pers.

Yulianto, Atun. (2017). Analisis Objek Daya Tarik Wisata Favorite Berdasarkan Jumlah Pengunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Media Wisata Vol 15(2). Yogyakarta: STP. AMPTA Yogyakarta

Published

2021-12-30

How to Cite

Septiana Arfiani, A. (2021). Dari Simbolisasi Kesultanan Menjadi Pusat Pariwisata: Studi Perubahan Sosial dalam Ritualisasi Keagamaan di Masjid Gedhe Kauman. Jurnal Dakwah, 22(2). Retrieved from https://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/view/2270

Issue

Section

Articles