“Sinkretisme” dalam Upacara Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus
DOI:
https://doi.org/10.14421/thaq.2023.22201Kata Kunci:
Buka Luwur, Sunan Kudus, Tradisi, MitosAbstrak
Abstract: The aim of this research is to analyze syncretism in the Buka Luwur Makam Sunan Kudus ceremonial tradition, focusing on the public's perception of ceremonial objects involved in the ritual. This research is field-based and employs qualitative methods. Data analysis was conducted descriptively and analytically using a hermeneutic-philosophical approach. The findings indicate that the Buka Luwur event, held from the 1st to the 10th of Muharram, encompasses a variety of activities ranging from ritual-magical practices to socio-economic events. Most supporters of this tradition believe that ceremonial objects used in the procession—such as water for cleaning the Cinthaka keris, the Buka Luwur cloth, cricket rice, and Asyura porridge—can bring blessings. These blessings are believed to include facilitating sustenance, curing illness, and enhancing crop fertility. This belief emerges from the blending of Islamic and Javanese cultural values in the tradition. The research aims to provide insights that can help organizers evaluate the tradition and minimize the potential for syncretic beliefs by offering correct education and understanding to the public.
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sinkretisme dalam upacara tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus yang tercermin dalam persepsi masyarakat terhadap benda-benda upacara dalam tradisi tersebut. Penelitian ini merupakan field research dengan menggunakan metode kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis dengan pendekatan hermeneutik-filosofis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosesi acara Buka Luwur yang berlangsung pada tanggal 1-10 Muharram dikemas dalam berbagai kegiatan, dari yang bersifat ritual-magis hingga sosial-ekonomis. Masyarakat pendukung tradisi tersebut mayoritas percaya bahwa benda-benda upacara dalam prosesi tradisi tersebut, seperti air bekas penjamasan atau penyucian keris Cinthaka, kain bekas Buka Luwur, nasi jangkrik, dan bubur Asyura, dapat mendatangkan berkah. Bentuk keberkahan yang dipercaya oleh masyarakat berasal dari benda-benda upacara tersebut antara lain memperlancar rizki, menyembuhkan penyakit, dan menyuburkan tanaman. Kepercayaan ini lahir sebagai akibat bercampurnya nilai-nilai Islam dan nilai-nilai budaya Jawa dalam pelaksanaan tradisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara untuk meminimalisir potensi munculnya keyakinan sinkretis dengan cara memberikan edukasi dan pemahaman yang benar kepada masyarakat.
Unduhan
Referensi
Argarini, Masita. “Persepsi Masyarakat Kudus Terhadap Tradisi Bukaluwur Sunan Kudus.” Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, 2015.
Bastomi, Hasan. “Pengembangan Dakwah Melalui Pengelolaan Wisata Dalam Tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus.” Jurnal Tadbir 1, no. 2 (2016).
Deni. “Wawancara,” Agustus 2021.
Eko. “Wawancara,” Agustus 2021.
Faizal, Moh. “Kajian Kelompok Shalawat Diba’i Dan Barzanji Kelompok As-Salamah Di Dusun Bamakalah, Pamoron, Kadur, Pamekasan.” Jurnal Al-Makrifat 4, no. 2 (2019).
Geertz, Clifford. Agama Jawa : Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa, 1960.
Gimin. “Wawancara,” Agustus 2021.
Hisan. “Wawancara,” Agustus 2021.
Indarti, Nisa, Sri Utaminingsih, and Sekar Dwi Ardianti. “Tradisi Buka Luwur Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar Di Desa Kaliwungu.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 11, no. 1 (2022).
Ismaya, Erik Aditia, Irfai Fathurohman, and Deka Setiawan. “Makna Dan Nilai Buka Luwur Sunan Kudus (Sumbangan Pemikiran Mewujudkan Visi Kampus Kebudayaan).” Jurnal Kredo 1, no. 1 (2017).
Jayanti, Krisma, Aini Loita, and Helda Safaat. “Analisis 7 Unsur Kebudayaan Masyarakat Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.” Jurnal Pendidikan Seni 1, no. 2 (2018).
Joko. “Wawancara,” Agustus 2021.
Kharis. “Wawancara,” Agustus 2021.
al-Khubawi, Syaikh Utsman ibn Hasan ibn Ahmad al-Syakir. Durratun Nasihin, n.d.
Kudus, Margono Biro. “Jamas Keris Kiai Cinthaka Kangjeng Sunan Kudus 1441 H.” Infodesanews.com |, 2020. https://infodesanews.com/jamas-keris-kiai-cinthaka-kangjeng-sunan-kudus-1441-h/.
Listiyani. “Wawancara,” Agustus 2021.
———. “Wawancara,” Agustus 2021.
Meleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Miskahuddin, and Zuherni. “Efektivitas Tradisi Barzanji Terhadap Pemahaman Keagamaan Masyarakat (Studi Terhadap Masyarakat Kec. Julok Kab. Aceh Timur).” Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 23, no. 1 (2021).
Mundakir, and Aat Hidayat. “Islamic Shari’a Configuration of Buka Luwur Tradition in Kudus” 8, no. 2 (2020).
Nikmah, Faridhatun. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Apitan Di Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.” Handep Jurnal Sejarah Dan Budaya 3, no. 2 (2020).
Nuha, Ulin. “Tradisi Ritual Buka Luwur (Sebuah Media Nilai-Nilai Islam Dan Sosial Masyarakat Kudus).” Jurnal SMaRT Studi Masyarakat, Religi Dan Tradisi 2, no. 1 (2016).
Nurdin, Abidin. “Integrasi Agama Dan Budaya: Kajian Tentang Tradisi Maulod Dalam Masyarakat Aceh.” Jurnal El Harakah 18 (2016).
Pals, Daniel L. Seven Theories of Religion (Tujuh Teori Agama Paling Komprehensif). Yogyakarta: IRCiSoD, n.d.
Pijper, GF. The Minaret in Java Dalam Jean Philippe Vogel, India Antiqua: A Volume of Oriental Studies. Leiden: EJ. Brill, 1947.
Riskasari, Ana. “Pengaruh Persepsi Tradisi Tahlilan Di Kalangan Masyarakat Muhammadiyah Terhadap Relasi Sosial Di Desa Gulurejo Lendah Kulon Progo Yogyakarta.” Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat 2, no. 2 (2018).
Rohmah. “Wawancara,” Agustus 2021.
Rosyid, Moh. “Pelestarian Tradisi Buka Luwur: Studi Budaya Di Makam Sunan Kudus Jawa Tengah.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) 19, no. 2 (2019).
Rosyid, Mohamad. “Islam Dan Kearifan Lokal: Kajian Tradisi Khoul Sunan Kudus.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 19, no. 2 (2021).
Setiyani, Wiwik, and Khoirun Nisa. “Spiritualitas Dalam Sinkretisme Islam Dan Sapta Darma.” Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora 19, no. 1 (2021).
Setyani, Turita Indah. “Meniti Sinkretisme Teks Tantu Panggělaran.” Kawistara 1, no. 2 (2011).
Wekke, Ismail Suardi. “Islam Dan Adat : Tinjauan Akulturasi Budaya Dan Agama Bugis . Saat Kehidupan Diatur Dengan Pangngaderreng ( Undang- Masyarakat Sampai Penaklukan Seluruh Tanah Bugis Tahun 1906 , Maka Unsur Yang Awalnya Hanya Terdiri Atas Empat Kemudian Berubah Menjadi Lim.” Analisis 13, no. 1 (2013).
Woodward, Mark, R. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. Yogyakarta: LKiS, 1999.
Zaki. “Wawancara,” Agustus 2021.
Zuhroh, Mashlihatuz. “Masjid Menara Kudus : Ekspresi Multikulturalisme Sunan Kudus (Studi Kasus Kehidupan Toleransi Masyarakat Kudus).” UIN Syarif Hidayatullah, 2018.
“Badan Pusat Statistik.” Accessed March 3, 2024. https://kuduskab.bps.go.id/indicator/27/141/1/jumlah-penduduk-menurut-agama.html.
Unduhan
File Tambahan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Faridhatun Nikmah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who will publish with this journal agree to the following terms:
- Thaqafiyyat: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam publishes all articles entirely in full text.
- It is permissible for readers to download and to use it for scientific purposes and scientific dissemination.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.