K-Pop: Islamisme populer Anak Muda Muslim
DOI:
https://doi.org/10.14421/jd.23.2.22.2Keywords:
Anak Muda Muslim, K-Pop, HijrahAbstract
Memasuki era media sosial yang ditandai dengan kehadiran facebook, instagram, twitter, dan youtube membuat hubungan antar berbagai wilayah dan negara semakin terkoneksi. Globalisasi yang awalnya didominasi oleh Barat mulai dari film, musik, dan hiburan kini bergeser dan mengalami perubahan dengan populernya musik, film, dan hiburan yang berasal dari Asia Timur terutama Korea Selatan.[1] Budaya globalisasi pada akhirnya juga berdampak di Indonesia yang mayoritas masyarakat Muslim, banyak anak-anak muda yang menyukai musik dan drama Korea, melalui media sosial mereka dapat mengakses secara langsung artis-artis K-pop. Kepopuleran K-pop di Indonesia bisa dilihat dari terbentuknya penggemar K-pop dan tagar-tagar K-pop yang trending di twitter.[2] Gelombang Korea (Korean Wave) atau bisa disebut dengan Hallyu berdampak di Indonesia ditandai dengan musik dan drama Korea yang disukai oleh anak muda di Indonesia. Menariknya, menurut Ariel Heryanto dalam buku Identitas dan Kenikmatan Anak muda Muslim yang tumbuh dipuncak islamisasi berupaya menegosiasikan dua hal yang bertolak belakang, sembari menjadi saleh mereka juga menikmati konsumerisme dunia. Seperti mengidolakan artis Korea sekaligus tetap menunjukkan identitas Muslimah dengan memakai jilbab.[3] Artikel ini mengkaji tentang dua akun Instagram; @Kpoper.hijrah dan @Xkwaver, kedua akun tersebut menjadi pokok pembahasan penelitian dalam melihat resistensi anak muda Muslim terhadap K-pop. Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap admin dan mengamati kedua akun Instagram tersebut. Dari hasil temuan menunjukan bahwa gejala kemunculan K-pop terhadap anak muda Muslim, menjadikan K-Pop sebagai sarana anak muda Muslim untuk melakukan strategi islamisme populer, yakni menjadikan norma-norma agama secara kreatif dengan memanfaatkan K-Pop, dan bentuk-bentuk islamisme populer K-Pop berupa kritik terhadap fanatime K-Pop, menyusun teori Konspirasi dan K-Pop, serta memanfaatkan bahasa Korea sebagai strategi dakwah.
References
Annisa, Firly. “Hijrah Milenial: Antara Kesalehan Dan Populism.” MAARIF Intitute 13 (1) (2018): 38–54.
Baulch, Emma, and Alila Pramiyanti. “Hijabers on Instagram: Using Visual Social Media to Construct the Ideal Muslim Woman.” Social Media + Society, 2018, 1–15.
Beta, Annisa R. “Commerce, Piety and Politics: Indonesian Young Muslim Women’s Groups as Religious Influencers.” New Media & Society 00 (2019): 1–20.
Bruinessen, Martin Van. Yahudi Sebagai Simbol Dalam Wacana Islam Indonesia Masa Kini. Spiritualitas baru: Agama dan aspirasi rakyat vols. Yogyakarta: Dian/Interfidei, 1994.
CNN Indonesia. “Dominasi K-Pop Di Jagad Twitter Indonesia Sepanjang 2018.” Https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20181205185357-185-351437/dominasi-kpop-di-jagad-twitter-indonesia-sepanjang-2018, 2018.
Eliani, Jenni, M. Salis Yuniardi, and Alifah Nabilah Masturah. “Fanatisme Dan Perilaku Agresif Verbal Di Media Sosial Pada Penggemar Idola K-Pop.” Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi 3 (1) (2018): 59–72.
Fuadbakh TV. “K-POPERS JANGAN LIHAT NANTI SAKIT HATI! (BAGIAN 1).” Https://www.youtube.com/watch?v=Nk7bP1X4E_4, n.d.
Han, Muhammad Ibtissam. Dakwah Jalanan Kaum Muda. Yogyakarta: Penerbit Omah Ilmu, 2019.
Hapsari, Indria, and Istiqomah Wibowo. “Fanatisme Dan Agresivitas Suporter Klub Sepak Bola.” Jurnal Psikolog 8 (1) (2015).
Hasan, Noorhadi. Menuju Islamisme Populer. Edited by Noorhadi Hasan. Literatur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Apropriasi, Dan Kontestasi vols. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018.
Heryanto, Ariel. Identitas Dan Kenikmatan. Translated by Eric Sasono. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2018.
Lee, Yu Lim, Minji Jung, Robert Jeyakumar Nathan, and Jae-Eun Chung. “Cross-National Study on the Perception of the Korean Wave and Cultural Hybridity in Indonesia and Malaysia Using Discourse on Social Media.” Sustainability, 2020, 1–33.
Lim, Merlyna. “Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia.” DIGITAL, n.d., 2013.
Müller, Dominick M. “Post-Islamism or Pop-Islamism? Ethnographic Observations of Muslim Youth Politics in Malaysi,.” Paideuma: Mitteilungen zur Kulturkunde, 2013.
Nisa, Eva F. “Creative and Lucrative Daʿwa: The Visual Culture of Instagram amongst Female Muslim Youth in Indonesia.” Asiascape: Digital Asia 5 (2018): 68–99.
Putri, Idola Perdini, Farah Dhiba Putri Liany, and Reni Nuraeni. “K-Drama Dan Penyebaran Korean Wave Di Indonesia.” ProTVF 3 (2019): 68–80.
Siriyuvasak, Ubonrat, and Shin Hyunjoon. “Asianizing K‐pop: Production, Consumption and Identification Patterns Among Thai Youth.” Inter-Asia Cultural Studies 8 (1) (2007): 109–36.
Tjoe, Fandy Zenas, and Kyung Tae Kim. “The Effect of Korean Wave on Consumer’s Purchase Intention of Korean Cosmetic Products in Indonesia.” Journal of Distribution Scienc 14 (9) (2016): 65–72.
Yazid, Ahmad. “Politik Hijrah Anak Muda di Komunitas YukNgaji Yogyakarta.” UIN Sunan Kalijaga, 2019.
Yoon, Kyong. “Diasporic Youth Culture of K-Pop.” Journal of Youth Studies, 2018, 1–14.
———. “Transnational Fandom in the Making: K-Pop Fans in Vancouver.” The International Communication Gazette 0 (0) (2018): 1–17.
YukNgaji Malang. “Ada Apa Dengan Korea (AADK) #1 | Sesi Materi | Ustadz Fuad Naim.” Https://www.youtube.com/watch?v=U8vzNXRj-V0, n.d.
Zamzan Boarding School. “Ada Apa Dengan Korea? Bersama Oppa Fuadh Naim.” Https://zamzamsyifa.sch.id/ada-apa-dengan-korea-bersama-oppa-fuadh-naim/, n.d.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Romario
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).