Makan dan Makanan dalam Yahudi dan Islam

Mempertemukan Kashrut dan Halal-Haram

Authors

  • Harry Brilianto Gultom Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/panangkaran.v7i02.3193

Keywords:

Food, Jews, Muslim, Kashrut, Halal

Abstract

This article aims to explore the similarities and intersections between Judaism and Islam. Both Judaism and Islam are religions of law that regulate all aspects of their adherents' lives. One of the doctrines (thoughts) of both religions that have similarities and can be dialogued is food. For both religions, food is a critical element in religious teaching. Judaism and Islam each have rules that determine which foods are permissible and which are not. The determination of these foods certainly has its own rationale. Therefore, to understand the reasoning behind the food determinations in both religions, an exploratory method will be used through library research. In conclusion, it will be revealed that Judaism and Islam find common ground in determining which foods are permissible and impermissible, with the intent to maintain the distinctiveness, integrity, and devotion of the followers to their deity.

[Artikel ini bertujuan melihat perbandingan dan titik temu antara ajaran agama Yahudi dan agama Islam. Baik agama Yahudi dan agama Islam keduanya adalah agama hukum yang mengatur segala aspek kehidupan umatnya. Salah satu ajaran dari kedua agama yang memiliki persamaan dan dapat didialogkan adalah hal makanan. Bagi kedua agama, makanan adalah unsur yang sangat penting dalam ajaran agama. Agama Yahudi dan dan agama Islam masing-masing memiliki aturan yang menentukan apa saja makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Penentuan makanan itu tentu memiliki alasan tersendiri. Maka untuk mendapatkan alasan penentuan makanan bagi kedua agama, metode yang akan digunakan adalah eksploratif melalui penelitian kepustakaan (library research). Pada akhirnya akan disimpulkan bahwa agama Yahudi dan agama Islam memiliki titik temu dalam penetapan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan yakni untuk menjaga kekhususan, keutuhan, dan ketaatan umat kepada yang dipujanya.]

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Qaradhawi, Y. (2017). Tuntas Memahami Halal dan Haram (Muhammad T). Jakarta: Qalam.

Ali, M. (2016). Konsep Makanan Halal dalam Tinjauan Syariah dan Tanggung Jawab Produk Atas Produsen Industri Halal. AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah, 16(2). https://doi.org/10.15408/ajis.v16i2.4459

Andre, G. (1986). tāmē. In G. J. Botterweck & H. Ringgren (Eds.), Theological Dictionary Of The Old Testament Volume V (p. 330). Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans.

Aritonang, J. S. (2003). Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam di Indonesia. In O. H. Schumann (Ed.), Agama dalam Dialog: Pencerahan, Pendamaian dan Masa Depan Punjung Tulis 60 Tahun Prof. Dr. Olaf Herbert Schumann (p. 198). Jakarta: BPK Gunung Mulia. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=USS0oNP4koEC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Carmichael, C. (2018). Illuminating Leviticus. In Illuminating Leviticus. https://doi.org/10.1353/book.3285

Cohen, A. (1961). Everyman’s Talmud. London: J.M. Dent & Sons.

Corrigan, J. (2016). Jews, Christians, Muslims: A Comparative Introduction to Monotheistic Religions (J. Corrigan, ed.). New York: Routledge.

Dhogo, P. C. (2023). Haram dan Halal (Imamat 11). In A. Purnomo & A. Jehadut (Eds.), Taurat Tuhan Sempurna: Kumpulan Esai tentang Taurat (pp. 419–420). Yogyakarta: Kanisius.

Esposito, J. L. (2002). Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern Cetakan II (Y.N. Eva). Bandung: Mizan.

Imron, M. A. (2015). Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta: IRCiSoD.

Kemdikbud. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia,” in Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Lestari, T. R. P. (2020). Keamanan Pangan Sebagai Salah Satu Upaya Perlindungan Hak Masyarakat Sebagai Konsumen. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 11(1). https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i1.1523

Levine, A. B. (1989). The JPS Torah Commentary: Leviticus. Philadelphia: The Jewish Publication Society.

Lockman, V. (1997). The Dietary Laws of The Bible. Indiana: Sovereign Grace.

Milgrom, J. (1991). Leviticus 1-16. A New Translation with Introduction and Commentary. The Anchor Bible. In New York.

Nashirun. (2020). Makanan Halal dan Haram dalam Perspektif Al-Qur’an. Halalan Thayyiban: Jurnal Kajian Manajemen Halal Dan Pariwisata Syariah, 3(2).

Neusner, J. (1973). Invitation to The Talmud: A Teaching Book. London: Harper & Row.

Neusner, J., & Green, W. S. (1996). Dictionary of Judaism in The Biblical Period 450 B.C.E to 600 B.C.E Vol 1. New York: Macmillan Library Reference USA.

Paterson, R. M. (2008). Kitab Imamat. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Pfeiffer, C. F., & Harrison, E. F. (2011). Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 1 Kejadian-Ester. Malang: Gandum Mas.

Ringgren, H. (1986). tahar. In G. J. Botterweck & H. Ringgren (Eds.), Theological Dictionary of The Old Testament Volume V (p. 291). Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans.

Samho, B. (2019). Agama dan Kesadaran Kontemporer. Yogyakarta: Kanisius.

Silber, D. S. (1994). The Jewish Dietary Laws and Their Foundation. Harvard DASH.

Wigoder, G. (1989). The Encyclopedia of Judaism. New York: Macmillan.

Williger, D. (2019). Purity and Kashrut. CrossCurrents, 69(3). https://doi.org/10.1111/cros.12377

Zamakhsyari, B. H. T. (2018). Halal, Haram Dan Syubhat Dalam Syari’At Islam. Repository.Dharmawangsa.Ac.Id.

Zarkasi, A. (2016). Metodologi Studi Agama-Agama. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 11(1), 1–16. Retrieved from http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/1434

Downloads

Published

2023-12-21

How to Cite

Gultom, H. B. (2023). Makan dan Makanan dalam Yahudi dan Islam: Mempertemukan Kashrut dan Halal-Haram. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat, 7(2), 162–177. https://doi.org/10.14421/panangkaran.v7i02.3193

Issue

Section

Articles
Abstract Viewed = 258 times | pdf downloaded = 258 times