From Conflict to Solidarity
Revisiting Muslim-Christian Relation after 171 Tragedy in Mataram
DOI:
https://doi.org/10.14421/panangkaran.v7i02.3394Keywords:
Muslim-Christian, 171 Tragedy, SolidarityAbstract
Several Muslim-Christian conflicts occurred after the regime of Soeharto ended. Two of them are the Maluku and Poso conflicts. Another one occurred in 2000, on January 17th, or what is well known as the 171 tragedy. Why did the 171 tragedy occur in Lombok? Extremism and puritanism could be the answers. It is a sect that exists in both Islam and Christianity that “justifies” violence in the name of religion. What is interesting about the 171 tragedy is that it was not continued for long-term periods. Soon after the condition is safe, economic and academic collaboration between Islam and Christianity will resume normally. This is a descriptive-qualitative paper. This paper argues that 171 tragedy is the beginning of Islam-Christian collaboration to fight extremism in religion instead of an enmity reason for both religions. With that understanding, it is hoped that solidarity to combat extremism will continue to grow. The occurrence of 171 tragedies caused chaos and detriment for Christians. However, it transformed Mataram from a city of religious contestation among Islam, Christianity, Hinduism, and Buddhism into a city of unity.
[Sejumlah konflik antara Muslim dan Kristen muncul setelah jatuhnya rezim Soeharto. Salah duanya terjadi di Maluku dan Poso. Konflik lain terjadi pada 17 Januari tahun 2000 atau dikenal dengan tragedi 171. Kenapa kemudian tragedi 171 terjadi di Lombok? Ekstremisme dan puritanisme bisa menjadi jawaban. Ini merupakan sebuah sekte di Islam maupun Kristen yang “menghalalkan” kekerasan dengan dalil agama. Yang menarik dari tragedi 171 adalah, ia tidak berlangsung dalam periode panjang. Tidak lama setelah konflik mereda, kolaborasi ekonomi serta bidang akademis antara Muslim dan Kristen kembali normal. Ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Argumen utamanya adalah, bahwa tragedi 171, alih-alih menjadi alasan permusuhan Islam-Kristen, ia justru menjadi awal solidaritas kedua agama untuk melawan ekstremisme. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan kerja sama untuk melawaan ekstremisme terus tumbuh. Terjadinya tragedi 171 tentu menyebabkan kekacauan dan kerugian bagi umat Kristen. Di sisi lain, tragedi tersebut telah mentransformasi Mataram dari sebuah kota yang menjadi tempat kontestasi Islam, Kristen dan Hindu, menjadi kota persatuan.]
Downloads
References
Adidhatama, Praga. (2009). “Islam dan Negara, Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir tentang Negara Islam,” Undergraduate Thesis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Alganis, Igneus. (2016). “Konflik Poso: Kajian Historis Tahun 1998-2001,” Jurnal Criksetra, volume 5, No. 10. August, 66-173.
Aritonang, Jan Sihar and Steenbrink, Karel. (2008). A History of Christianity in Indonesia, Leiden: Hotei Publishing.
Asyari, Akhmad et al. (2022). “Beragama di Pulau Pariwisata Internasional: Pengalaman Toleransi Komunitas Muslim di Lombok, Nusa Tenggara Barat,” MANAZHIM: Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan, Volume 4, Nomor 2, Agustus; 475-490. https://doi.org/10.36088/manazhim.v4i2.2021.
Azra, Azyumardi. (1994). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII: Melacak Akar Pembaruan Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
Baharuddin. (2007). Nahdltul Wathan dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Genta Press.
Bartholomew, John Ryan. (2000). Alif Lam Mim: Kearifan Masyarakat Sasak, trans. Imron Rosyadi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
BPS Kota Mataram. (2018). “Data Pemeluk Agama”.
Bruinessen, Martin van. (1992). Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia: Survei Historis, Geografis, dan Sosiologis. Penerbit Mizan, 1992.
Budiwanti, Erni. (2000). Islam Sasak Wetu Telu versus Waktu Lima. Yogyakarta: LKIS.
Dahri, Harapandi. (2004). Wali dan Keramat dalam Persepsi Tradisional dan Modern. Mataram: IAIN Mataram Press.
Hafid, Wahyudin. (2020). “Geneologi Radikalisme Di Indonesia (Melacak Akar Sejarah Gerakan Radikal),” Al-Tafaqquh: Journal of Islamic Law, Islamic Faculty, UMI, Volume 1 No. 1, 31-44.
Hakim, Bashori A. (2004). “Wawasan Kebangsaan Kelompok Salafi di Nusa Tenggara Barat: Studi Kelompok Salafi di Pondok Pesantren Daarusy-Syifaa,” Jurnal Harmoni, Mei-Agustus, 71-80.
Hamdi, Saipul & J. Smith, Bianca. (2012). “Sisters, Militias and Islam in conflict: questioning ‘reconciliation’ in Nahdlatul Wathan, Lombok, Indonesia,” Springer Science, Islam, 6:29–43. https://doi.org/10.1007/s11562-011-0168-5.
Hasani, Ismail dan Naipospos, Bonar Tigor. (2010). Radikalisme Agama di Jabodetabek & Jawa Barat: Implikasinya terhadap Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan. Jakarta: Pustaka Masyarakat.
Husaini, Adian. (2007). “Kristenisasi di Indonesia, Tinjauan Historis dan Teologis,” Media Dakwah, Februari.
Imansyah, Nur. (2022). “Umat Kristen di Mataram membagikan takjil buka puasa,” Antara NTB, April 10. https://mataram.antaranews.com/berita/191133/umat-kristen-di-mataram-membagikan-takjil-buka-puasa. accessed, 15 November 2022.
Ismail, Sirajudin. (2005). “Ketika 171 Bergejolak,” Jurnal Al-Qalam, no. XVI,. 4-9.
Jamhari & Jajang Jahroni. (2004). Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kelly, Charlotte Heath. (2012). “Counter-Terrorism and the Counterfactual: Producing the ‘Radicalisation’ Discourse and the UK Prevent Strategy,” British Journal of Politics and International Relations, no. 3, 394–415. https://doi.org/10.1111/j.1467-856X.2011.00489.x.
Kusnandar, Viva Budy. (2021). “Lebih dari 96% Penduduk Nusa Tenggara Barat Beragama Islam,” Databoks, September 21, 2021. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/21/lebih-dari-96-penduduk-nusa-tenggara-barat-beragama-islam, accessed, 15 November 2022.
Kusuma Sp. (2000). “Konflik di Ambon: Penafsiran Sosiologis atas Pengamatan Konflik Januari-Mei 1999,” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 3, 3, March, 265-283.
Madjid, Ma’shum Ahmad Abdul. (1994). Meneladani Kepemimpinan Hamzanwadi. Lombok Timur: Himmah NW Press.
Mahsun. (2000). “Tragedi di Pulau ‘Seribu Mesjid’: Konflik Agama atau Perlawanan Budaya?” Jurnal Antropologi Indonesia, 82-91.
Masduqi, Irwan. (2012). “Deradikalisasi Pendidikan Islam Berbasis Khazanah Pesantren,” Jurnal Pendidikan Islam, No 2 Vol 1, 3.
Nahdi, Khirjan. (2013). “Dinamika Pesantren Nahdlatul Wathan dalam Perspektif Pendidikan, Sosial, dan Modal,” Islamica, Volume 7. Number 2, 382-400.
Nasrullah, Arif et al. (2019). “Dinamika Hubungan Islam-Kristen di Kota Mataram,” Resiprokal, Vol. 1, No. 2, December, 124-134.
Riyansah, Abdul et al. (2021). “Faktor Penolakan Pembangunan Gereja oleh Masyarakat di Kota Cilegon,” International Journal of Demos, Volume 3, Issue 1, April, 43-52. https://doi.org/10.37950/ijd.v3i1.79.
Saloom, Gazi. (2009). “Dinamika Hubungan Kaum Muslimin dan Umat Hindu di Pulau Lombok,” Jurnal Multikultural & Multireligious, volume VIII, no. 30, April-Juni, 70-79.
Saparudin. (2017). “Salafism, State Recognition and Local Tension: New Trends in Islamic Education in Lombok,” Journal of Islamic Studies, Vol. 21, No. 1, 81-107. http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna.
Stephen, William, Stijn Sieckelinck & Hans Boutellier. (2021). “Preventing Violent Extremism: A Review of the Literature,” Studies in Conflict & Terrorism, vol. 44, no. 4, 2021, 346-361. https://doi.org/10.1080/1057610X.2018.1543144
Suadnya, I Wayan & Paramita, Eka Putri. (2018). “Komunikasi Ritual Perang Topat sebagai Media Pemersatu Kebhinekaan di Lombok,” Journal of Media and Communication Science, 3-9.
Sulaiman, Rio. (2014). “Pemikiran Dan Kiprah Majelis Mujahidin Indonesia.” Undergraduate Thesis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Syamsu AS., Muhammad. (1999). Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Jakarta: Lentera Basritama.
Taliwuna, Mario C & Mangantibe, Veydy Y. (2021). “Toleransi Beragama Sebagai Pendekatan Misi Kristen di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Religiosity, Entity, Humanity (JIREH) Volume 3, Number 1, 4.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1977). Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta.
Tourism Department of West Nusa Tenggara. (2020). “Tourist Visitation to NTB: 2015-2019 data”.
Wanna, Margie Ivonne. (2015). “Agency Perempuan dan Struktur Gereja Merekonstruks Ekklesiologi Konstektual GPIB Pasca Konflik 171 di Lombok.” Phd diss., UKDW, Yogyakarta.
Widayat, Ilovia Aya Regita et al. (2021). “Konflik Poso: Sejarah dan Upaya Penyelesaiannya,” Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13 (1): 1-9 https://doi.org/10.24114/jupiis.v13i1.18618.
Zakaria, Fathurrahman. (1998). Mozaik Budaya Orang Mataram. Mataram: Yayasan Sumurmas Al-Hamidi.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rozi Ahdar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
JURNAL PANANGKARAN disebarluaskan dengan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerrivatives 4.0 International License.