Kopi dalam Aktivitas Religi Masyarakat Hindu di Bali
DOI:
https://doi.org/10.14421/panangkaran.v8i2.3577Keywords:
Bali, Coffee, Hindu, Religious ActivitiesAbstract
Coffee was first introduced to Indonesia in the 16th century through colonialism activities carried out by the Dutch Colonial Government. The development of coffee began to increase since the forced planting period, during that period coffee cultivation extended to small islands in Indonesia, including Bali. In Bali, coffee gets special treatment, especially in terms of traditions and religious activities. This article attempts to explain the role of coffee in religious activities carried out by the Hindu community in Bali. Based on the research objectives, a data collection process was carried out through literature review, both from books, scientific journals and news articles. Apart from that, data collection was also carried out by applying observation and documentation methods to the research objects. The data was then processed using descriptive-qualitative analysis, so that this research prioritizes descriptions of the phenomena obtained during the research. Religious theories are also used to help the framework of thinking. The results of this research will provide an overview of the religious activities carried out by the Hindu community in Bali and their relationship to coffee, both in the form of places of worship, worship ceremonies and media of worship.
[Kopi pertama kali dikenalkan di Indonesia pada abad ke-16 melalui aktivitas kolonialisme yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Perkembangan kopi mulai meningkat sejak masa tanam paksa, pada masa tersebut budidaya tanaman kopi meluas hingga ke pulau-pulau kecil di Indonesia, termasuk Bali. Di Bali, kopi mendapat perlakuan istimewa khususnya dalam hal tradisi dan aktivitas religi. Tulisan ini berupaya untuk menguraikan mengenai peran kopi dalam aktivitas religi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka dilakukan proses pengumpulan data melalui kajian pustaka, baik dari buku, jurnal ilmiah, dan artikel berita. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan menerapkan metode observasi dan pendokumentasian terhadap objek penelitian. Data kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif-kualitatif, sehingga penelitian ini mengedepankan pendeskripsian terhadap fenomena yang didapat selama penelitian. Teori religi juga digunakan untuk membantu kerangka berpikir. Hasil dari penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai aktivitas religi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali serta kaitannya dengan kopi, baik dalam bentuk tempat pemujaan, upacara pemujaan, dan media pemujaan.]
Downloads
References
Adam, U. K., Yusup, A., Fadlullah, S. F., & Nurbayani, S. (2019). Sesajen Sebagai Nilai Hidup Bermasyarakat di Kampung Cipicung Girang Kota Bandung. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(1), 27–35.
Adji, M., & Rahayu, L. M. (2019). Representasi Gaya Hidup dan Tradisi Minum Kopi dalam Karya Sastra. Patanjala: Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 11(3), 381–398.
Arianto, M. F. (2020). Potensi wilayah pesisir di negara Indonesia. Jurnal Geografi, 10(1), 204–215.
Asiah, N., Epriyani, C., Kurnia, A., Ramadhan, K., Hidayat, S. G., & Apriyanto, A. (2022). Profil Kopi Arabika Kintamani Bali (N. & A. A. Asiah, Ed.). Jakarta: AE Publishing.
Astiti, N. K. A. (2018). Optimalisasi Pengelolaan Pelabuhan-Pelabuhan Kuno di Buleleng dalam Pengembangan Pariwisata. Forum Arkeologi, 31(1), 75–92.
Budiasih, N. M. (2019). Perwujudan Keharmonisan Hubungan antara Manusia dengan Alam dalam Upacara Hindu di Bali. Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama Dan Ilmu Sosial Budaya, 14(1), 29–38.
Dewi, N. P. T. A., Asih, N. W. O. T., & Marantika, N. M. A. (2023). Revitalisasi Seni dan Budaya sebagai Upaya Pengembangan Wisata di Desa Medahan, Gianyar. Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia, 1(1), 15-20.
Fitriani, D. (2023). Eksistensi Budaya Minum Kopi dari Era Kolonial hingga Era Modern. Daya Nasional Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu dan Humaniora, 1(3), 114-119.
Heriyanti, K. (2019). Pura Sebagai Bentuk Penerapan Konsep Ketuhanan Saguna Brahma. Jnanasiddhanta: Jurnal Teologi Hindu, 1(1), 56–62.
Indraningsih, G. K. A. (2020). Mesaiban: Tinjauan Konsep Pendidikan dalam Sebuah Tradisi. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu, 11(1), 18–38.
Karyati, N. K., & Suryathi, N. W. (2018). Implementasi Kearifan Lokal Tri Hita Karana dalam Menjaga Keberlanjutan Pertanian Kopi pada Subak Abian Tri Guna Karya Kintamani Bangli. dwijenAGRO, 8(1), 35–47.
Kuncaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kurnia, S. (2023). Analis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Indonesia. JISMA: Jurnal Ilmu Sosial, Manajemen, dan Akuntansi, 1(6), 805–812.
Mahaputra, B. (2022). Tatanan Spasial Pura Paibon Warga Pemeregan di Denpasar. Arsir, 6(1), 26–42.
Mala, F., Yudha, I. M. B., & Gulendra, I. W. (2022). Dinamika Bentuk dan Warna Segehan Panca Warna Sebagai Seni Lukis Kontemporer. Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Murni, 1–10.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nabilah, S. R., Sarmini., Yani M. T. (2024). Nilai Karakter pada Kearifan Lokal Nyandran sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Jurnal Humanitas: Katalisator Perubahan dan Inovator Pendidikan, 10(3), 358-371.
Pageh, I. M. (1998). Dari Tengkulak Sampai Subandar: Perdagangan Komoditas Lokal Bali Utara Pada Masa Kolonial Belanda, 1850- 1942. Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Puspa, I. A. T., & Saitya, I. B. S. (2020). Estetika Hindu pada Segehan Manca Warna. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 139–144.
Putra, I. G. Ag. Mas. (1984). Upakara Bhuta Yajña. Denpasar.
Prawirajaya, K. D., Purwanto, H., Titasari, C. P. (2023). Sistem Religi dan Makna pada Relief Yeh Pulu di Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(1), 56-76.
Salain, N. R. P., & Mahastuti, N. M. M. M. (2022). Taman Harmoni Bukit Asah Bugbug, Karangasem. ARSITEKTURA, 20(1), 39–50.
Ristanto, R. H., Suryanda, A., Rismayanti, A. I., Rimadana. A., & Datau, R. (2020). Etnobotani: Tumbuhan Ritual Keagamaan Hindu-Bali. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 5(1), 96-105.
Sukara, I. M. A. (2019). Realisasi Banten Saiban di Desa Adat Tanjung Benoa Badung (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(2), 271–278.
Sutrisna, P. E., Parmajaya, I. P. G., & Raka, I. N. (2022). Eksistensi Arca Ganesha di Pura Gaduh di Desa Giri Emas Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng (Perspektif Pendidikan Sosio Religius). JURDIKSCA: Jurnal Pendidikan Agama Hindu Mahasiswa Pascasarjana, 1(2), 201-206.
Tresna, I. G. N. A. P. (2022). Upacara Tumpek Wariga di Bali dalam Perspektif Teori Kebudayaan Van Peursen. Jarnal Pangkaja, 25(1), 81-91.
Tristaningrat, M. A. N. (2019). Analisis Panca Yadnya dalam Konteks Saguna Brahman dalam Menciptakan Aktivitas Sosial Budaya. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama Dan Budaya, 2(1), 57–68.
Wahyudi, E., Martini, R., & Suswatiningsih, T. E. (2018). Perkembangan Perkebunan Kopi di Indonesia. JURNAL MASEPI, 3(1).
Yudhistira, C., & Irawati, D. (2018). Desa Munduk, Pesona di Balik Kabut. Kompas. Id.
Yudhistira, C., & Irawati, D. (2018). Memuja Sanghyang Sangkara di Pura Kopi. Kompas. Id.
Yusuf, M., & Azisi, A. M. (2020). Upacara Bhuta Yadnya sebagai Ajang Pelestarian Alam. Religi: Jurnal Studi Agama-Agama, 16(1), 113–131.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Si Gede Bandem Kamandalu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
JURNAL PANANGKARAN disebarluaskan dengan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerrivatives 4.0 International License.