8 CIRI JURNAL PREDATOR
Posted on 2017-10-21"Pasar" publikasi ilmiah berkualitas yang sempit membuat terbukanya "pasar gelap" publikasi yang menjebak para peneliti dalam publikasi palsu atau yang dikenal sebagai predatory journals. Anda perlu mewaspadai jurnal semacam ini karena Anda tidak hanya akan rugi secara materi tetapi, yang lebih penting, juga reputasi akademik. Berikut ini kami sadurkan 8 Ciri Jurnal Predator dari tulisan Chrissy Prater.
1. Jurnal itu memberlakukan "submission fee" atau submit saja sudah bayar. Padahal setelah submit belum tentu terbit. Jurnal-jurnal berbasis open journal (seperti INKLUSI) umumnya memang hidup dari kontribusi penulis, tetapi tarif yang diminta biasanya adalah untuk "publication fee", alias biaya terbit.
2. Editorial Board-nya mencurigakan. Jumlahnya mungkin terlalu sedikit atau namanya susah dilacak. Kalau Anda ahli di bidang itu, tentu Anda kenal siapa saja ahli di bidang Anda. Orang-orang ini tidak Anda kenal.
3. Sebuah penerbitan memiliki banyak jurnal. Publisher A, misalnya, menerbitkan puluhan jrnal ini dan itu yang bahkan tidak saling terkait dari segi bidangnya.
4. Jurnalnya menyatakan bahwa akan terbit edisi sekian pada waktu yang akan datang, tetapi ternyata tidak pernah terbit.
5. Tampilan website ala kadarnya, kelihatan tidak profesional.
6. Jurnalnya disebut sebagai "international journal of ..." atau "national journal of ,,," tetapi editorial boardnya tidak mencerminkan namanya.
7. Ada banyak kesalahan di judul maupun abstrak (apalagi isinya). Kesalahan ini dapat berupa kesalahan gramatikal, typo, hingga substansi.
8. Isi jurnal tidak sesuai dengan scope (cakupannya). Katanya jurnal social work, tetapi isinya pendidikan matematika. Atau, malah artikelnya campur aduk berbagai disiplin yang tidak se-spesifik nama jurnalnya.
Sumber tulisan:
http://www.aje.com/en/arc/8-ways-identify-questionable-open-access-journal/