Fikih Difabel: Analisis Hukum Menceraikan Pasangan yang Menjadi Difabel

Main Article Content

Mu'tashim Billah

Abstract

Studies on the rights of persons with disabilities in the private sphere need attention. This is because several regulations legitimize discrimination against persons with disabilities. In a divorce, for example, a normal couple can divorce their partner on the grounds of disability, which they fear will interfere with their rights and obligations in the household. This article examines the law on divorcing couples who become disabled holistically, from laws, regulations, and fiqh. This article is normative research by examining laws from the perspective of norms. This article is literature research by examining sources from the available texts. This article uses an ushul fiqh approach that emphasizes the reinterpretation of story verses as a basis for ijtihad. This article finds that divorce should not be based solely on the cause of the spouse is disabled. This means that divorce must be based on a more substantive element: a broken marriage. Broken marriages are not always born from the cause of a partner who becomes disabled. Many cases show that even though the couple is still normal, they are ignorant of their obligations in the household.


Kajian mengenai hak-hak difabel dalam ranah privat perlu mendapat perhatian lebih. Pasalnya, beberapa peraturan justru melegitimasi diskriminasi atas difabel. Dalam perceraian misalnya, pasangan yang normal dapat menceraikan pasangannya dengan alasan difabel yang dikhawatirkan akan mengganggu hak dan kewajibannya dalam rumah tangga. Artikel ini mengkaji hukum menceraikan pasangan yang menjadi difabel secara holistik, baik dari peraturan perundang-undangan dan fikih. Artikel ini merupakan penelitian normatif dengan mengkaji hukum-hukum dari perspektif norma. Artikel ini merupakan penelitian pustaka dengan mengkaji sumber-sumber literatur yang berasal dari teks-teks yang tersedia. Artikel ini menggunakan pendekatan ushul fikih yang menekankan pada reinterpretasi ayat-ayat kisah sebagai landasan ijtihad. Artikel ini menemukan bahwa perceraian tidak boleh dilandaskan pada sebab pasangan menjadi difabel semata. Artinya, perceraian harus didasarkan pada unsur yang lebih substantif, yaitu broken marriage. Perkawinan yang rusak tidak selalu lahir dari sebab pasangan yang menjadi difabel. Banyak kasus menunjukkan bahwa meskipun pasangan masih normal, mereka abai terhadap kewajibannya dalam rumah tangga.

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract Viewed = 365 times
PDF downloaded = 420 times


Article Details

How to Cite
Billah, M. (2024). Fikih Difabel: Analisis Hukum Menceraikan Pasangan yang Menjadi Difabel. INKLUSI, 11(1), 23–44. https://doi.org/10.14421/ijds.110102
Section
Articles

References

lamsyah, D. (2015). Cacat Fisik dan Sakit Berujung Perceraian. ITTIHAD, 13(23), 67–102. https://doi.org/10.18592/ittihad.v13i23.1731

Al-Asmari, S. ibn M. ibn H. (2000). Majmu’at al-Fawaid al-Bahayyah ‘ala Manzumat al-Qawaid al-Fiqhiyah (1st ed.). Dar al-Shami’i.

Al-Qaradawi, Y. (1996). Al-Ijtihad fi al-Syari’ah al-Islamiyah (1st ed.) (1 ed.). Dar al-Qalam.

Al-Zuhaili, W. (1998). Ushul al-Fiqh al-Islami. Dar al-Fikr.

Az-Zuhaily, W. (1986). Al-Fiqhu al-Islamiy Wa Adillatuhu. Dar a-Fikr.

Bazna, M., & Hatab, T. (2005). Disability in the Qur’an: The Islamic Alternative to Defining, Viewing, and Relating to Disability. Journal of Religion, Disability & Health, 9(1), 5–23.

Chaim, V. R. (2019). Some Observations on Attitudes to Disability in Islamic Law. International Journal of Middle East Studies, 51(1), 116–119. https://doi.org/10.1017/S0020743818001204

Faruq, A. (2020). Ketidakmampuan Menafkahi Isteri oleh Suami Sebagai Alasan Fasakh Nikah (Studi Komparatif antara Madzhab Syafi’i dan Madzab Hanafi). Irtifaq, 7(1), 1–13.

Hanum, N. L., Huda, A., & Kurniawan, A. (2018). Development of Instructional Video Media in Increasing Sex Education Knowledge for Students with Hearing Impairment. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Luar Biasa, 5(1), Article 1. https://doi.org/10.17977/um029v5i12018p62-66

Harahap, M. Y. (1990). Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (UU No.7 th.1989) (Jakarta). Pustaka Kartini. //perpustakaan.mahkamahagung.go.id%2Fslims%2Fpusat%2Findex.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D693

IIFA. (t.t.). Hak Penyandang Disabilitas dalam Fikih Islam. Diambil 17 September 2022, dari https://iifa-aifi.org/ar/3998.html

IIFA. (2015, Maret 22). Rights of People with Disabilities in Islamic Jurisprudence [Organisasi]. International Islamic Fiqh Academy. https://iifa-aifi.org/ar/3998.html

Imam, M. A. M. (2009). Solah al-Buyut fi Jahdi ar-Rasul. Mathba’ as-Salam. https://shamela.ws/book/37831

Jamal, K., Fatah, N., & Wilaela, W. (2017). Eksistensi Kaum Difabel dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Ushuluddin, 25(2), Article 2. https://doi.org/10.24014/jush.v25i2.3916

Julijanto, M. (2018). Perempuan Difabel Berhadapan Hukum. Muwazah, 10(2), 183. https://doi.org/10.28918/muwazah.v10i2.1785

Katsir, I. bin U. bin. (1997). Tafsir al-Qur’an al-Karim, jilid 2, (2nd ed.). Dar Thabi’ah li an-Nasyr wa al-Tauzi’.

Khazaeipour, Z., Maasoumi, R., & Zarei, F. (2020). Exploring Iranian Individual’s Perception Toward Divorce After Disability Related to Spinal Cord Injury. Spinal Cord Series and Cases, 6(1), 45. https://doi.org/10.1038/s41394-020-0298-1

Kristianto, P. E. (2017). Disability Inclusiveness Development through Da’wah in Contemporary Islamic Philosophy Framework. 173–192.

Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Pusat Studi Layanan dan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya, YAKKUM, & The Asia Foundation. (2018). Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas. Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

Lestari, E. T. (2018). Analisis Vonis Hakim Atas Kasus Cerai Akibat Gangguan Jiwa (Studi Kasus Pengadilan Agama Sengeti Nomor 152/Pdt. G/2017/PA. Sgt) [Skripsi, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi]. Http://Repository.Uinjambi.Ac.Id/177

Lestari, P., & Roihanah, R. (2021). Pemenuhan Kewajiban Suami Penyandang Disabilitas Intelektual (Tunagrahita) dalam Membentuk Keluarga Sakinah. Jurnal Antologi Hukum, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.21154/antologihukum.v1i1.242

Linawati, I., Septiandani, D., & Yulistyowati, E. (2017). Fasakh Perkawinan Karena Istri Mengalami Gangguan Jiwa: Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Pati No. 1899/Pdt.G/2013/PA.Pt. Humani (Hukum dan Masyarakat Madani), 7(3), Article 3. https://doi.org/10.26623/humani.v7i3.1426

Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2022). Direktori Putusan [Pemerintah]. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. https://putusan3.mahkamahagung.go.id/Direktori/Putusan/E298c5fbe7f76ffb20813e3fe56e0858.Html

Mardiyan, R., & Kustanti, E. R. (2016). Kepuasan Pernikahan pada Pasangan yang Belum Memiliki Keturunan. Jurnal EMPATI, 5(3), Article 3. https://doi.org/10.14710/empati.2016.15406

Mohamed, A. T. Y. (2022). Promoting Legal Protection for People with Special Needs (A Study Under Public International Law): 10.2478/bjlp-2022-001135. Baltic Journal of Law & Politics, 15(2), Article 2.

Mustika, E. A. S., Hadi, E. N., Anharudin, A., Rofi’i, A., & Dewi, S. N. (2022). Stigma Pekerja terhadap Penyandang Disabilitas di Tempat Kerja. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior, 4(2), 30. https://doi.org/10.47034/ppk.v4i2.6318

Mutasim. (2016). Stigma Sosial terhadap Penyandang Difabel di Kecamatan Pontianak Barat. SOCIOLOGIQUE, Jurnal Sosiologi, 4(1), Article 1. https://jurmafis.untan.ac.id/index.php/sociologique/article/view/941

Nurkhaerah, S., & Hamiyuddin, H. (2020). Faktor-Faktor Perceraian pada Masyarakat Muslim Kota Palu (Analisis Sosiologis). Qaumiyyah: Jurnal Hukum Tata Negara, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.24239/qaumiyyah.v1i1.5

Octaviani, F., & Nurwati, N. (2020). Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Perceraian di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS, 2(2), Article 2.

Open Data Jabar. (2017). Jumlah Kasus Perceraian Berdasarkan Faktor Penyebab di Jawa Barat [Pemerintah]. Open Data Jabar. https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/jumlah-kasus-perceraian-berdasarkan-faktor-penyebab-di-jawa-barat

Ramadhani, F. A. (2018). Analisis Yuridis Terhadap Cacat Badan dan Penyakit Sebagai Alasan Perceraian (Pasal 19 e PP No. 9 tahun 1975). Brawijaya Law Student Journal. http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/3009

Sa’diah, I. N. N. (2013a). Implementasi Syarat Cacat Badan atau Penyakit Sebagai Dasar Perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo. Universitas Narotama, Surabaya. http://karyailmiah.narotama.ac.id/files/IMPLENMENTASI%20SYARAT%20CACAT%20BADAN%20ATAU%20PENYAKIT%20SEBAGAI%20DASAR%20PERCERAIAN%20DI%20PENGADILAN%20AGAMA%20SIDOARJA.pdf

Sa’diah, I. N. N. (2013b). Implementasi Syarat Cacat Badan atau Penyakit sebagai Dasar Perceraian di Pengadilan Agama Sidoarjo. Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya.

Santoso, M. B., & Apsari, N. C. (2017). Pergeseran Paradigma dalam Disabilitas. Intermestic: Journal of International Studies, 1(2), 166–176. http://dx.doi.org/10.24198/intermestic.v1n2.6.

Setiyoningrum, N. I., & Yasin, R. C. L. (2022). Perceraian Akibat Disabilitas Mental Perspektif Surah An-Nur Ayat 61 dan Hak Asasi Manusia Nasution. JURNAL AL-IJTIMAIYYAH, 8(1), Article 1. https://doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v8i1.12842

Sholeh, M. (2021). Peningkatan Angka Perceraian Di Indonesia: Faktor Penyebab Khulu’ dan Akibatnya. Qonuni: Jurnal Hukum Dan Pengkajian Islam, 1(01), Article 01. https://doi.org/10.59833/qonuni.v1i01.182

Siburian, B. (2019a). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri Balige Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH), 1(1), Article 1. https://doi.org/10.37364/jireh.v1i1.5

Sivanandan, V. (2018). Marital Status of Persons with Disabilities in India: An Analysis. Journal of Disability Management and Special Education, 1(2), 25–31.

Sudono. (2018, Maret 15). Sensitifitas Hakim dalam Menginterpretasikan Alasan Perceraian [Pemerintah]. Mahkamah Agung Republik Indonesia: Pengadilan Agama Blitar. https://pa-blitar.go.id/informasi-pengadilan/161-sensitifitas-hakim-dalam-menginterpretasikan-alasan-perceraian.html

UNCRPD. (2006). Convention on the Rights of Persons with Disabilities. UNCRPD.

United Nations. (2022). International Day of Persons with Disabilities [Organisasi]. United Nations: Department of Economic and Social Affairs, Social Inclusion. https://social.desa.un.org/issues/disability/international-day-of-persons-with-disabilities-3-december#:~:text=The%20annual%20observance%20of%20the,being%20of%20persons%20with%20disabilities

UU No. 8 Tahun 2016. (t.t.).

UU No. 19 Tahun 2011. (t.t.). Diambil 9 September 2022, dari https://www.bphn.go.id/data/documents/11uu019.pdf

Widyastutik, C. (2021). Makna Stigma Sosial Bagi Disabilitas Di Desa Semen Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Paradigma, 10(1), Article 1. https://ejournal.unesa.ac.id

Yunianti, Y. (2017). Pandangan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Kitab Fiqih Al-Islam Wa Adillatuhu tentang Batasan Cacat sebagai Alasan Perceraian. Syariati: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hukum, 3(01), Article 01. https://doi.org/10.32699/syariati.v3i01.1144

Zin, N. M., & Aziz, S. (2020). Hak Suami dan Nafkah Isteri dalam Tempoh Perkahwinan bagi Pasangan yang Mengalami Kecelaruan Psikosis. Journal of Law and Governance, 3(1), Article 1.