Fiqih bagi Penyandang Disabilitas Telaah Hukum Islam terhadap Konsep Ahliyyah dan Maslahah

Main Article Content

Muhammad Labib Syauqi
Ahmad Yusuf Prasetiawan

Abstract

Islamic law’s attention to people with mental disabilities has not been well formulated. This is due to the complexity of the discourse and development of mental disabilities today while the concept of disability formulated by previous scholars is still very simple. The question is, how is the formulation of Islamic law friendly to people with mental disabilities today? A fresh formulation is needed to accommodate those with mental disabilities. Two ushūlī concepts, namely the concept of Ahliyyah and the concept of Maslahah, can be the framework and method of istinbāth in determining the rules of Islamic law for persons with mental disabilities. They must be viewed in terms of capability (ahliyyah) so as not to deprive them of their rights as human beings, but these rights must also not exceed the limits that are contrary to maslahah, so assistance and support are needed in making decisions in Islamic law for them.


Perhatian bagi penyandang disabilitas mental ini terabaikan dibandingkan kelompok penyandang disabilitas fisik. Hukum Islam bagi penyandang disabilitas fisik sudah terumuskan dengan baik namun tidak demikian dengan hukum bagi disabilitas mental. Hal ini dikarenakan kompleksitas diskursus dan perkembangan disabilitas mental masa kini sementara konsep disabilitas yang dirumuskan oleh para ulama terdahulu masih sangat sederhana. Pertanyaannya adalah, bagaimana rumusan hukum Islam yang ramah bagi para penyandang disabilitas mental saat ini? Perlu rumusan segar agar dapat mengakomodir mereka yang mengalami disabilitas mental. Dua konsep ushūlī yakni konsep Ahliyyah serta konsep Maslahah dapat menjadi kerangka besar dan metode istinbāth dalam menentukan aturan-aturan hukum Islam bagi penyandang disabilitas mental. Hasilnya mereka harus dipandang dari sisi kecakapan (ahliyyah) supaya tidak menghilangkan hak mereka sebagai manusia, akan tetapi hak tersebut juga tidak boleh melampaui batas yang justru bertentangan dengan maslahah, maka dibutuhkan pendampingan dan dukungan dalam pengambilan keputusan dalam hukum Islam bagi mereka.

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract Viewed = 377 times
PDF downloaded = 226 times


Article Details

How to Cite
Syauqi, M. L., & Prasetiawan, A. Y. (2024). Fiqih bagi Penyandang Disabilitas: Telaah Hukum Islam terhadap Konsep Ahliyyah dan Maslahah. INKLUSI, 11(1), 83–102. https://doi.org/10.14421/ijds.110105
Section
Articles

References

Abdissalam, M. I. (1980). Qawa’idul Ahkam fi Masalih al-Anam. Dar al-Ma’rifah.

Abdurrahman, J. (1983). Al-Masalih al-Mursalah wa Makanatuha fi al-Tasyri’. Matba‘at al-Sa‘adah.

al-Buthi, M. S. R. (2000). Dlawabit al-Maslahah fi al-Syari’ah al-Islamiyyah. Muassasatu Al-Risalah.

al-Ghazali, A. H. (1993). Al-Mustashfa. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

al-Syaukani, M. bin A. bin M. (2000). Irsyad al-Fukhul ila Tahqiqi al-Haq min ’Ilmi al-Ushul. Dar al-Fadhilah.

al-Zuhaili, W. (1986). Ushulu al-Fiqhi al-Islami. Damaskus. Dar al-Fikr.

American Psychiatric Association, D.-5 T. F. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders: DSM-5TM (5th ed, hlm. xliv, 947). American Psychiatric Publishing, Inc. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596

Amin, B. (2019). Ulama-Difabel: Menarasikan Ekspresi Kultural Masyarakat Banjar dalam Lensa Studi Disabilitas. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 17(2), Article 2. https://doi.org/10.18592/khazanah.v17i2.3215

Anderson, N. E., & Kiehl, K. A. (2014). Psychopathy: Developmental Perspectives and their Implications for Treatment. Restorative Neurology and Neuroscience, 32(1), 103–117. https://doi.org/10.3233/RNN-139001

Ansori, A. N. A. (2021, Oktober 11). Litbangkes: Setiap Hari Ada 5 Orang Bunuh Diri [Berita]. liputan6.com. https://www.liputan6.com/health/read/4680857/litbangkes-setiap-hari-ada-5-orang-bunuh-diri

Argawati, U. (2022, September 26). Menghapus Stigma Penyandang Disabilitas Mental dalam KUHPerdata [Pemerintah]. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18546

Asad, M. (2005). Islam at the Crossroads. The Other Press.

Asmawi, A. (2015). Konseptualisasi Teori Maslahah. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i, 1(2), 311–328. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v1i2.1548

at-Thufi, N. S. (2015). At-Ta’yin fi Syarhi al-Arba’in. Maktabah Makkiyyah.

Bazna, M., & Hatab, T. (2005). Disability in the Qur’an: The Islamic Alternative to Defining, Viewing, and Relating to Disability. Journal of Religion, Disability & Health, 9(1), 5–23.

Casarella, J. (2023, Mei 15). Types of Mental Illness [Medis]. WebMD. https://www.webmd.com/mental-health/mental-health-types-illness

Hadi, K. (2016). Fikih Disabilitas: Studi Tentang Hukum Islam Berbasis Maṡlaḥaḥ. PALASTREN Jurnal Studi Gender, 9(1), 1–12.

Handayana, S. (2016). Difabel dalam Alquran. INKLUSI Journal of Disability Studies, 3(2), Article 2. https://doi.org/10.14421/ijds.030206

Haroen, N. (1997). Ushul Fiqh. Logos Wacana Ilmu.

Hasan, I. (2008). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara.

Hassan, A. (1994). Analogical Reasoning in Islamic Jurisprudence: A Study of the Juridical Principle of Qiyas. Adam Publishers & Distributors.

Ibnu Amir, A. A. (1983). Al-Taqrir wa al-Tahbir. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Kamali, M. H. (1996). Fiqh and Adaptation to Social Reality. The Muslim World, 86(1), 62–84. https://doi.org/10.1111/j.1478-1913.1996.tb03632.x

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 [Pemerintah]. Kemenkes. https://layanandata.kemkes.go.id/katalog-data/riskesdas/ketersediaan-data/riskesdas-2018

Kementerian PPPA, P. (2019). Pengertian, Jenis dan Hak Penyandang Disabilitas [Pemerintah]. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. https://spa-pabk.kemenpppa.go.id/index.php/perlindungan-khusus/anak-penyandang-disabilitas/723-penyandang-disabilitas.

Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Pusat Studi Layanan dan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya, YAKKUM, & The Asia Foundation. (2018). Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas. Lembaga Bahtsul Masail PBNU.

Maftuhin, A., & Muflihati, A. (2022). The Fikih Difabel of Muhammadiyah: Context, content, and aspiration to an inclusive Islam. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 12(2), Article 2. https://doi.org/10.18326/ijims.v12i2.341-367

McLeod, S. (2024, Januari 25). Freud’s Theory of Personality: Id, Ego, and Superego [Organisasi]. Simply Pyshcology. https://www.simplypsychology.org/psyche.html

Miqa, A. B. I. M. (1985). al-Ra’yu wa Atsaruhu fi Madrasat al-Madînah: Dirasah Manhajiyyah Tatbiqiyyah Tutsbitu Salahiyyat al-Syari‘ah li Kulli Zaman wa Makan. Muassasatu Al-Risalah.

Mubasyaroh, M. (2013). Pengenalan Sejak Dini Penderita Mental Disorder. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 127–144. https://doi.org/10.21043/kr.v4i1.1073

Najmee, S. A. H. (2020). Islamic Legal Theory and the Orientalists. Institute of Islamic Culture.

Osborn, D. P. J. (2001). The Poor Physical Health of People with Mental Illness. Western Journal of Medicine, 175(5), 329. https://doi.org/10.1136/ewjm.175.5.329

Prakosa, P. W. B. (2005). Dimensi Sosial Disabilitas Mental di Komunitas Semin, Yogyakarta. Sebuah Pendekatan Representasi Sosial. Jurnal Psikologi, 32(2), Article 2. https://doi.org/10.22146/jpsi.7071

Primananda, A. P. (2022, Agustus 16). Definisi Mental Illness(Gangguan Mental) [Pemerintah]. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1314/definisi-mental-illnessgangguan-mental.

Razi, F. al-. (1996). Al-Mahshul: Fi Ilmi Ushul al-Fiqh. Muassasatu Al-Risalah.

Rokom. (2021, Oktober 7). Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia [Pemerintah]. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/

Syalaby, M. M. (1960). Al-Madkhal fi al-Ta’rif bi al-Fiqh al-Islamy wa Qawaid al-Milkiyah wa al-Uqud fih. Dar al Ta’rif.

Syamsuri, S. (2019). Pesantren dan Fiqih Disabilitas: Studi Atas Pemahaman Santri Pondok Pesantren di Probolinggo Jawa Timur. AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman, 6(2), Article 2. https://doi.org/10.33650/at-turas.v6i2.818

Tarsidi, D. (2011). Kendala Umum yang Dihadapi Penyandang Disabilitas dalam Mengakses Layanan Publik. JASSI ANAKKU, 11(2), Article 2. https://doi.org/10.17509/jassi.v11i2.3991

WHO. (2022, Juni 8). Mental Disorders [Organisasi8 Juni 2022]. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

Yazfinedi. (2018). Konsep, Permasalahan, dan Solusi Penyandang Disabilitas Mental di Indonesia. Quantum: Jurnal Ilmiah Kesejahteraan Sosial, 14(26), 101–110.

Yusri, M. (1954). Al-Maslahah fi al-Tasyri’i al-Islami. Dar al-Yusr li al-Thaba’ah wa al-Nasyr.