WHEN STATE REGULATES HUSBAND'S IDAH: Pros and Cons among Penghulu in Yogyakarta

Authors

  • Cindera Permata Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2023.16205

Keywords:

Husband's idah, penghulu, wife's idah period

Abstract

In 2021, the Ministry of Religious Affairs issued a policy concerning the prohibition of husbands remarrying (another woman) during the wife waiting period (idah). This policy evoked both pros and cons. This study aims to investigate the emergence of this policy and analyze the responses from the marriage registrars (penghulu) at the Office of Religious Affairs (KUA). Taking place in Yogyakarta, this research constitutes fieldwork employing a socio-legal approach. Data were collected through in-depth interviews with the penghulu. The research reveals that the policy was fiercely motivated by three factors: firstly, the occurrence of concealed polygamous marriages during the idah period; secondly, the endeavor to actualize the wisdom of idah associated with the opportunity to reconcile (ruju') within the (on-going broken) marriage; and thirdly, the desire toward the protection of women. Some marriage registrars supported this policy, citing arguments aligned with its content. Conversely, others perceive that it is too far distorting fiqh and deemed incompatible with the National Marriage Law. Moreover, it was observed that penghulu mostly refused to register marriages for husbands during the idah period, although a small minority accepted such registrations.

[Abstrak: Pada 2021, Kementerian Agama mengeluarkan kebijakan terkait pelarangan suami menikah dalam masa idah istri. Kebjakan ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan, baik eksternal maupun internal lembaga tersebut. Penelitian ini bertujuan mengkaji konteks mengapa kebijakan tesebut muncul dan bagaimana respon dari para penghulu KUA. Mengambil seting di Kota Yogyakarta, penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan sosiologi hukum. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan para penghulu. Penelitian ini mengungkap bahwa lahirnya kebijakan tersebut dimotivasi oleh tiga faktor, yaitu, fenomena poligami terselubung yang dilakukan dalam masa idah, upaya Kementerian Agama merealisasi hikmah idah yang terkait dengan kesempatan kembalinya pasangan ke dalam perkawinan, dan pemberian perlindungan dan kesetaraan terhadap perempuan. Atas kebijakan tersebut, sebagian penghulu mendukung dengan argumen yang sesuai dengan isi kebijakan. Sedangkan sebagian yang lain menolak karena menganggap hal tersebut terlalu jauh dari norma fikih dan dianggap tidak sejalan dengan UU Perkawinan. Selain itu, ditemukan juga bahwa penghulu telah menolak pendaftaran pernikahan suami dalam masa idah. Namun sebagian kecil ada yang menerima.]

References

Abdullah, Fuady, Nova Anggraini Putri, and Youssof Salhein. “Revisiting ‘Iddah: A Critical Analysis of Gender Equality in Indonesian Feminist Islamic Legal Discourse.” JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah) 22, no. 2 (2023): 275–90. https://doi.org/10.31958/juris.v22i2.10320.

Alam, Ahmad Syah. “Syibhul Iddah Bagi Laki-Laki Dalam Perspektif Maqasid Al-Syari’ah (Studi Surat Edaran Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: P-005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021).” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2023.

Andaryuni, Sartina dan Lilik. “Konsep Syibhul Iddah Bagi Laki-Laki Ditinjau Dari Hukum Islam.” Jurnal Tana Mana 3, no. 2 (2022): 294–96. https://doi.org/ 10.33648/jtm.v3i2.333.

Asiyah, Rahmi Hidayati, Zufriani, dan Syamsiah Nur. “SYIBHUL ‘IDDAH BAGI SUAMI DALAM PERSPEKTIF MAQASHID AL-SYARIAH.” NUR EL-ISLAM: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan 10, no. 1 (2023): 31–32. https://doi.org/ 10.51311/nuris.v10i1.506.

Auladi, Nurluluil Maknun dan Akrom. “KONSIDERASI MASLAHAH DALAM ATURAN PERNIKAHAN SUAMI SELAMA BERLANGSUNGNYA MASA IDDAH ISTRI (Studi KUA Kecamatan Watumalang Terhadap Implementasi Surat Edaran Dirjen Bimas Islam NO.P.005/DJ.III/HK.00.7/10/21 ).” At-Ta’aruf: Jurnal Hukum Keluarga Islam 1, no. 1 (2023): 10. https://doi.org/10.59579/ath.v1i1.5091.

Aulya, Khairul Umami dan Aidil. “Studi Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor P-005/DJ.III/HK.007/10/2021).” Ijtihad 38, no. 2 (2022): 39–52.

Azizah, Nur. “Taklik Talak Dan Akibat Hukumnya Perspektif Teori Feminis.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018.

B, Ahmad Darbi. “Iddah Dan Masalahnya Perspektif Para Mufassir.” Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman 9, no. 1 (2010): 157–70. https://doi.org/10.24014/af.v9i1.3826.

Badrudin. “Pelaksanaan Perkawinan Suami Dalam Masa Iddah Isteri Akibat Thalak Raj’i Di Kabupaten Jepara.” Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 2016.

Faizi, Habib Nur. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pernikahan Pasca Surat Edaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: P005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Dalam Masa Idah Istri (Studi Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampun.” Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2022.

Fathullah, Muhammad. “Persepsi Kepala KUA Di Kota Banjarbaru Tentang Pemberlakuan Syibhul ‘Iddah Kepada Laki-Laki.” Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2022.

Fitriyadi. “PEMBERLAKUAN SHIBHUL IDDAH BAGI LAKI-LAKI YANG BERCERAI DI PENGADILAN AGAMA,” 2020, 1–5.

Halili. “Penghulu Di Antara Dua Otoritas Fikih Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Tentang Dinamika Penyelesaian Isu-Isu Hukum Perkawinan Di Daerah Istimewa Yogyakarta).” Disertasi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005, 2019.

Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo. “Kesetaraan Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Hukum Perkawinan Islam.” Sawwa: Jurnal Studi Gender 8, no. 2 (2013): 361–86. https://doi.org/10.21580/sa.v8i2.662.

Haris, Yuyun Tri Fatimah dan Abdul. “Masa Tunggu Laki-Laki Pasca Perceraian Perspektif Maslahah Ath-Thufi.” Sakina: Journal of Family Studies 7, no. 1 (2023): 9. https://doi.org/10.18860/jfs.v7i1.2729.

Ibrahim, Duski. Al-Qawaid Al-Fiqhiyah (Kaidah-Kaidah Fiqih). Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah. Palembang: CV. Amanah, 2019.

Isnaini, Waninda Nur. “Analisis Yuridis Terhadap Surat Edaran Nomor: P-005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Tentang Pernikahan Dalam Masa Idah Istri.” Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2022.

Jamaluddin, Muhammad Burhan. “Iddah Lintas Generasi.” As-Salam I VII, no. 2 (2013): 191–92. https://doi.org/10.51226/assalam.v7i2.160.

Jamil, Ach. Rosidi. “Izin Poligami Dalam Masa Iddah Istri (Tinjauan Maṣlaḥah Terhadap Surat Edaran No: D.IV/Ed/7/1979).” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017.

Jayusman, Efrinaldi, Andi Eka Putra, Mahmudin Bunyamin, Habib Nur Faizi. “Perspektif Maslahah Mursalah Terhadap Pernikahan Suami Pada Masa Iddah Istri Pasca Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor: P- 005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Dalam Masa Iddah Istri.” El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law 3, no. 2 (2022): 39–55. https://doi.org/10.24042/el-izdiwaj.v3i2.14525.

Latief, Muhammad Nur Hasan. “Pembaharuan Hukum Keluarga Serta Dampaknya Terhadap Pembatasan Usia Minimal Kawin Dan Peningkatan Status Wanita.” Jurnal Hukum Novelty 7, no. 2 (2016): 196–208. https://doi.org/10.26555/novelty.v7i2.a5467.

Maghviroh, Dewi Roma. “Implementasi SE Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Tentang Poligami Dalam Masa Iddah (Studi Kasus Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Lowokwaru Dan Pengadilan Agama Malang).” Tafaqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman 11, no. 1 (2023): 80.

Meliannadya, Nattasya. “Tinjauan Yuridis-Normatif Terhadap Surat Edaran Nomor: 005/DJ.III/Hk.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Dalam Masa Iddah Istri.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2022.

Mubarraq, Muhammad Ardli. “Surat Edaran Dirgen Bimas Islam Nomor P-005/ Dj. Iii/Hk.00.7/10/2021 Tentang Idah Suami Dalam Perspektif Gender.” Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, 2022.

Muzayyanah. “Poligami Dalam Masa ‘ Iddah.” Al-Adillah 1, no. 1 (2021): 33–37. https://doi.org/10.61595/aladillah.v1i1.55.

Nasution, Khoiruddin. “Menjamin Hak Perempuan Dengan Taklik Talak Dan Perjanjian Perkawinan.” Unisia XXXI, no. 70 (2008): 342. https://doi.org/10.20885/unisia.vol31.iss70.art3.

Nikmah, Roykhatun. “Dialektika Status Wanita Dalam Pembaharuan Hukum Keluarga Di Indonesia.” BUANA GENDER : Jurnal Studi Gender Dan Anak 5, no. 1 (2020): 39–54. https://doi.org/10.22515/bg.v5i1.3081.

Noviana, Lia. “Status Wanita Di Negara Muslim Modern: Studi Terhadap Hukum Keluarga Di Tunisia Dan Indonesia.” Jurnal Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam 13, no. 2 (2019): 197–214. https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v13i2.1832.

Nurhayati, A. “Iddah Dalam Perceraian.” Warta Edisi : 62 13, no. 4 (2019): 47–48. https://doi.org/10.46576/wdw.v0i62.507.

Nurnazli. “RELEVANSI PENERAPAN ‘IDDAH DI ERA TEKNOLOGI MODERN.” Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 10, no. 1 (2017): 132. https://doi.org/ 10.24042/ijpmi.v10i1.2358.

Rita Sumarni, Maryani dan Novi Ayu Safitri. “Analisis Materi Konsep Syibhul Iddah Pada Laki-Laki Menurut Wahbah Zuhaili.” Attractive: Innovative Education Journal 4, no. 1 (2022): 336. https://doi.org/10.51278/aj.v4i1.542.

Rohmi, Ika Laili. “Perkawinan Suami Dalam Masa Iddah Isteri (Pelaksanaan Surat Edaran No: D.IV/E.d/17/1979 Dirjen Bimbaga Islam Tentang Masalah Poligami Dalam Iddah Di KUA Kec. Tlogowungu Kab. Pati Pada Bulan Januari–Agustus 2009).” Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2010.

Saputra, Rizal Anggawi. “Persepsi Kepala KUA Terhadap Surat Edarn Dirjen Bimas Islam NOMOR: P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Suami Dalam Masa Idah Istri Dalam Tinjauan Fiqih Nikah.” Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, 2023.

Sofiana, Neng Eri. “Kesetaraan Gender Dalam Pembaruan Hukum Keluarga Di Syria Dan Indonesia.” Musawa Jurnal Studi Gender Dan Islam 20, no. 1 (2021): 83–95. https://doi.org/10.14421/musawa.2021.201.83-95.

Subkhi, Moch. Fatkhi. “Izin Poligami Dalam Masa ’Iddah.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Supriatna, Fatma Amilia, Yasin Baidi. Fiqh Munakahat II. Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008.

Syahnata, Anggi. “Persepsi Pegiat Hukum Keluarga Islam Di Banjarmasin Terhadap Surat Edaran No: P005/Dj.Iii/Hk.00.7/10/2021 Tentang Pernikahan Dalam Masa ’Iddah Istri.” Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2023.

Ulfa, Arifin Abdullah dan Delia. “Kedudukan Izin Rujuk Suami Dalam Masa ‘Iddah (Analisis Perspektif Hukum Islam).” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam 2, no. 2 (2018): 423. https://doi.org/10.22373/sjhk.v2i2.4746.

University, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Oslo. Fikih Dan HAM (Best Practices Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia Dalam Kebebasan Beragama, Gender, Dan Hak Anak Di Lingkungan Kantor Urusan Agama. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2019.

Ustuvia, Aida. “Poligami Dalam Masa Iddah (Studi Kasus Di KUA Kecamatan Parakan Temanggung).” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005.

Utami, Juliani Putri. “IMPLEMENTASI SURAT EDARAN DIRJEN BIMAS ISLAM NO:P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 TENTANG PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH ISTRI (STUDI KASUS KUA UJAN MAS).” Institut Agama Islam Negeri Curup, 2023. https://doi.org/10.18860/jfs.v7i1.2729.

Yuni, Lilik Andar. “The Use of Ex Officio to Fulfill Women’s Post-Dvorce Rights at the Samarinda Religious Court.” Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam Dan Kemanusiaan 21, no. 2 (2021): 135–54. https://doi.org/10.18326/ijtihad.v21i2.135-154.

Downloads

Published

2023-12-29

Issue

Section

Article

How to Cite

WHEN STATE REGULATES HUSBAND’S IDAH: Pros and Cons among Penghulu in Yogyakarta. (2023). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 16(2), 281-301. https://doi.org/10.14421/ahwal.2023.16205

Similar Articles

11-20 of 55

You may also start an advanced similarity search for this article.