Protecting Women’s Rights in Exogamous Society: Mahram in Minangkabau Customs

Authors

  • Arifah Millati Agustina Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2024.%25x

Keywords:

Women’s rights; mahram; Minangkabau; exogamous marriage

Abstract

The study discusses the interpretation of mahram and the implementation of the concept in the sociological context. In Islamic Jurisprudence (Fiqh), mahram refers to individuals who are prohibited from marrying due to blood relations. This concept differs from exogamy, which, in the context of Minangkabau customs, means a prohibition on marriage between members of the same Minangkabau tribe. Based on the exogamous marriage practices of the Minangkabau people, there are additional legal references regarding the criteria for those who are prohibited from marrying. This prohibition is grounded not only in biological considerations but also in customs. Using a sociolegal approach, researher explored information about the Minangkabau community in implementing the tradition of exogamy as a social rule that is strongly believed in. This anthropological study included interviews with Minangkabau people who believe in the tradition of exogamous marriages. The researcher argues that the exogamous marriage practices of the Minangkabau people contribute to feminist fiqh, because prohibition on marriage between members of the same Minangkabau tribe significantly benefits women. Although the concept of mahram in Islamic jurisprudence differs from the traditional rules of the Minangkabau community, in implementation, both aim to protect women's welfare. Moreover, the Minangkabau traditional community's mahram system is more stringent. While the concept of mahram in fiqh aims to prevent marriages among close relatives, exogamous marriages impose stricter requirements by prohibiting marriage within the same tribe, clan, surname, or relative group.

[Artikel ini membahas interpretasi  dan implementasi Mahram di ranah sosiologis, dalam kajian hukum Islam, mahram disebut sebagai pihak-pihak yang dilarang untuk dinikahi sebab hubungan darah. Konsep ini berbeda dengan Eksogami yang dalam konteks adat Minangkabau yang mengandung makna larangan perkawinan sesama suku minang. Atas model praktik perkawinan eksogami masyarakat Minang, menambah referensi dalam hukum tentang kriteria orang-orang yang dilarang untuk dinikahi. Larangan menikah tidak hanya didasarkan atas pertimbangan biologis namun juga adat. Dengan menggunakan pendekatan sociolegal, peneliti menelusuri informasi tentang masyarakat Minang dalam mengimplementasikan tradisi eksogami sebagai aturan sosial yang sangat diyakini. Penelitian ini adalah jenis penelitian antropologi dengan wawancara kepada masyarakat Minagkabau yang meyakini perkawinan adat eksogami. Saya berargumen bahwa praktik perkawinan eksogami masyarakat Minangkabau mampu menciptakan fikih feminis, karena larangan seseorang menikah dengan orang satu suku sangat menguntugkan perempuan. Meskipun konsep mahram dalam hukum Islam berbeda dengan aturan adat masyarakat Minang, namun secara implementatif keduanya memiliki nilai yang sama yaitu kemaslahatan bagi perempuan, bahkan sistem mahram Masyarakat adat Minang lebih ketat. Jika dalam konsep mahram pada fikih bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi perkawinan dengan saudara, maka perkawinan eksogami memiliki persyaratan yang lebih selektif, karena perkawinan eksogami tidak membolehkan seseorang menikah dengan seseorang yang satu suku, klan, marga dan kerabat.]

References

Agustina. Arifah Millati et.al, Challenging Traditional Islamic Authority: Indonesian Female Ulama and the Fatwa Against Forced Marriages, Journal of Islamic Jurisprudance, Vol. 5, No. 1, 2024.

Arifin. Bustanul, Perlindungan Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam, De Jure: Jurnal Hukum dan Syari’ah, Vol. 8, No. 2, 2016.

Al Baghawi, Al Tadzhib Fi Fiqh Al Imam al Syafi’iy, Lebanon: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah, 2019.

Al-Husayni. Taqiy al-Din Abu Bakr bin Muhammad, Kifayah al-Akhyar fi Hall Ghayat al-Ikhtishar I, Semarang: Usaha Keluarga, t.th.

Al-Qaradawi Yusuf, Kaifa Nata’amal Ma’a al-Sunnah al-Nabawiyyah, Ma’alim wa Dhawabit , Virginia: Dar al-Wafa’ li al-Tiba’ah wa al-Nashr wa al-Tauzi’, 1992.

Asmaniar, Perkawinan Adat Minangkabau, Jurnal Bina Mulia, Vol. 7 No. 2, Desember 2018.

Bahri. Saipul , Konsep Mahramiyah dalam Islam : Analisis Pertimbangan Pimpinan Al Misbah Al Aziziyah Samalanga Terhadap Peraturan Santriwati, Al Ilmu : Jurnal Keagamaan dan Ilmu Sosial, VOL. 9. NO. 1 , 2023.

Chaliddin, Konsep Mahram Dalam Hukum Islam Analisis Hadis dalam Kitab Al-Muwata’ Imam Malik, Jurnal Al-Qadha: Vol. 6, No.1, januari 2019.

Channings. Chris, Genetic Drift in Exogamous Marriage Systems, Journal of Theobbtical Population Biology , Vol. 7, 39-54 ,1975.

Elfira. Mina, Minangkabau mothers and daughters in contemporary "rantau" society; Regaining power with modified matrilineal principles and patriarchal "rantau" norms, Wacana: Journal of The Humanities of Indonesia, Vol. 24 , No. 2 2023.

Fawaid. Ahmad, Reinterpretasi Hadis Tentang Mahram (Pendekatan Hermeneutika), Jurnal Nur El-Islam, Volume 3 Nomor 1 April 2016.

Franzia. Elda et.al, Manifestation of Minangkabau Cultural Identity through Public Engagement in Virtual Community, Procedia - Social and Behavioral Sciences , No. 184 , 2015 .

Fu. Xuanning, Interracial marriage and family socio-economic well-being: Equal status exchange or caste status exchange, The Social Science Journal, Vol. 45, 2008.

Hanif. Akhyar et.al, Sociological Studies Minangkabau Traditional Mariage, Melayu Arts and Performance Journal, Vol 6, No 1, November- April 2023.

Hidayati. Rahmi, et.al, The Shifting View on the Prohibition of Exogamous Marriage among the Suku Anak Dalam Community, Al ‘Adalah, Vol 17, No 2 2020.

Nenan Julier, Akulturasi Adat Perkawinan Minang ke dalam Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Terhadap Pengembangan Hukum keluarga Islam di Indonesia (Kajian Yuridis, Filosofis, dan Sosiologis), Disertasi Program Studi Hukum Keluarga Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Tahun 2020.

Kodir. Faqihuddin Abdul, Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah: Mengaji Ulang Hadis dengan Metode Mubadalah, Bandung: Afkaruna, 2021.

Muhammad. Husein, Fikih Perempuan: Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender, Yogyakarta: LKIS, 2012.

Munawir. Ahmad Warson, Kamus Al Munawir, Surabaya: Pustaka progressif, 2022.

Panjaitan. Hasibuan, N., et.al, Tinjauan Yuridis Pelepasan Terdakwa Dari Segala Tuntutan Hukum Dalam Kasus Tindak Pidana Penipuan Menurut Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam: As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga, Vol. 5, No. 3. 2023.

Rahim. Arif, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, No. 21 , Februari 2021.

Sibutar-Butar. Bisbon et.al. Tinjauan Hukum Terhadap Perkawinan Eksogami Dalam Persfektif Hukum Islam, INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, Volume 3 Nomor 4 Tahun 2023.

Sayuti. M. et. al, Marriage System in Minangkabau culture: Temporary Minangkabau people’s Perception, Journal of Cultura and Lingua (CULINGUA), Vol. 3 No. 1, January 2022.

Sofyan et.al, Fikih feminis: Menghadirkan Teks Tandingan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Sporlein. Christoph et.al, Ethnic intermarriage in longitudinal perspective: Testing structural and cultural explanations in the United States, 1880–2011, Journal of Social Science Research , Vol. 43 , 2014.

Subawa I Made Pasek, The Meaning Of Social Construction Hindu Community Exogamy Marriage In Bali, Vidiyotamma Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, Vol.6, No.1May 2022.

Suryadi, Perempuan dan Spirtualitasnya Dalam Perspektif Hadis Dalam Perspektif Hadis, Musawa , Vol. 6. 2 Juli 2008.

Syatha. Abu Bakar Utsman bin Muhammad, I’anah al Thalibin III, Bairut: Dar-Fikr 1997.

Tahir. Masnun, Mahram dan Transformasi Zaman: Sebuah Anallsis Fiqhiyyah dan Keadilan Gender, Musawa, Vol. 9 No. 1 2010.

Wizarah al Awqaf wa al Syu’un al Islamiyah, Al-Mausu‘ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah XXXVII.

Wood. William., Urbanization Within the Indonesian Economy: Apolicy Dilemma, Cities Journal, Butterworth & Co (Publishers) 1986

Published

2024-12-30

Issue

Section

Article

How to Cite

Protecting Women’s Rights in Exogamous Society: Mahram in Minangkabau Customs. (2024). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 17(2). https://doi.org/10.14421/ahwal.2024.%x

Similar Articles

1-10 of 160

You may also start an advanced similarity search for this article.