NOT NINE BUT EIGHTEEN: Husein Muhammad on Aisha’s Marriage Age

Authors

  • Siti Jahroh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2022.15104

Keywords:

Age of marriage, Aisha marriage, maqāṣid syarīah

Abstract

The minimum age for marriage in fiqh has been a debated issue. This minimum limit is typically interpreted with reference to Aisha's marriage to the Prophet. Husein Muhammad argued, contrary to popular belief that Aisha's age at the time of her marriage was eighteen, not nine. This paper explains the characteristics of Husein's views on the minimum age for marriage in Islam. The data was collected from reviews of Husein's and other researchers' works in which they discussed Husein's ideas. This paper argues that, according to Husein, it is demonstrably untrue to postulate that Aisha was nine years old when she married. Husein concluded that Aisha was at least eighteen when she wed the Prophet. This interpretation arises as a result of his comparison between Aisha's age and Asma's. Besides that, Husein also considers the maqāṣid syarīah principle, according to which the age of eighteen is the minimum age that is physically and psychologically ideal and more compatible with the soul preservation of women and their future offspring.

[Batas usia minimum perkawinan dalam fikih tidak ditetapkan secara pasti. Interpretasi batas minimum ini biasanya merujuk pada riwayat perkawinan Sitti Aisyah dengan Nabi. Berbeda dengan pendapat umumnya, Husein Muhammad berargumen bahwa usia Sitti Aisyah pada saat menikah adalah delapan belas tahun, bukan sembilan tahun. Beranjak dari ini, paper ini menjelaskan bagaimana karakteristik pemikiran Husein tentang batas usia minimum perkawinan dalam Islam. Data dikumpulkan dari telaah literatur yang ditulis langsung oleh Husein dan peneliti lain yang membahas pemikirannya. Paper ini berargumen bahwa menurut Husein, tidak benar jika dikatakan bahwa usia Sitti Aisyah ketika menikah dengan Nabi Muhammad Saw adalah sembilan tahun. Melainkan Husein berkesimpulan bahwa Sitti Aisyah setidaknya berusia delapan belas tahun saat menikah dengan Nabi. Interpretasi ini muncul karena dalam pemikirannya ia berkaca pada data sejarah perbandingan Usia Sitti Aisyah dan Usia Asma. Selain itu, Husein dalam pemikirannya tidak terlepas dari pendekatan maqāṣid syarīah, di mana usia delapan belas tahun ia tafsirkan sebagai usia minimal yang paling ideal secara fisik dan psikis dan paling sesuai dengan pemeliharaan jiwa perempuan dan keturunannya kelak.]

References

Abha, Muhammad Makmun. Benarkah Aisyah Menikah Di Usia 9 Tahun?: Menggali Fakta Dan Hikmah Dari Pernikahan Rasulullah Saw Dan Aisyah Ra. Media Pressindo, 2015.

Asrori, Ahmad. “Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha Dan Penerapannya Dalam Undang-Undang Perkawinan Di Dunia Muslim.” Al-’Adalah 12, no. 2 (2015): 807–26. https://doi.org/10.24042/adalah.v12i2.215.

Atril, Zul. “Kontroversi Batas Usia Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Perkawinan Antara Perundang-Undangan Perkawinan Dengan Fikih.” PROCEEDING IAIN Batusangkar 1, no. 2 (2020): 249–54.

Azizah, Ulfi, and Nur Wahid. “Historisitas Dan Tujuan Aturan Umur Minimal Perkawinan Dalam Perundang-Undangan Keluarga Islam Di Indonesia.” Volksgeist: Jurnal Ilmu Hukum Dan Konstitusi 2, no. 2 (2019): 163–77, https://doi.org/10.24090/volksgeist.v2i2.2822.

Büchler, Andrea, and Christina Schlatter. “Marriage Age in Islamic and Contemporary Muslim Family Law: A Comparative Survey.” Electronic Journal of Islamic and Middle Eastern Law (EJIMEL) 1, no. 1 (2013): 37–74, https://doi.org/10.5167/uzh-78204.

Echols, John M, and Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. XIX. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Elkhairati, Elkhairati. “Pembatasan Usia Perkawinan (Tinjauan Undang-Undang Dan Maqashid Asy-Syari’ah).” Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam 3, no. 1 (2018): 87–106. https://doi.org/10.29240/jhi.v3i1.403.

Ernawati, Moh Shohib, Erwan Baharudin, and Elok Hikmawati. “Distortion of Marriage Age in Asian Muslim Countries.” In Proceedings of the 1st International Conference on Recent Innovations, 525–31. ICRI, 2018. https://doi.org/10.5220/0009952005250531.

Hadi, Samsul. “Putusan Mk No. 22/PUU-XV/2017 Tentang Permohonan Judicial Review Pasal 7 Ayat (1) Uu No. 1 Tahun 1974 Tentang Usia Perkawinan Dalam Perspektif Maslahah.” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 11, no. 2 (2018): 174–83. https://doi.org/10.14421/ahwal.2018.11206.

Hanafi, Yusuf. “Kontroversi Usia Kawin Aisyah Ra Dan Kaitannya Dengan Legalitas Perkawinan Anak Di Bawah Umur Dalam Islam.” Jurnal of Islamic Law/Jurnal Hukum Islam 15, no. 2 (2016): 163–334.

Hatta, Moh. “Batasan Usia Perkawinan Dalam Perspektif Ulama Klasik Dan Kontemporer.” Al-Qānūn: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam 19, no. 1 (2016): 66–88, https://doi.org/10.15642/alqanun.2016.19.1.66-88.

Hayat, Muhammad Jihadul. “Historisitas Dan Tujuan Usia Minimal Perkawinan Dalam Perundang-Undangan Keluarga Muslim Indonesia Dan Negara Muslim.” Journal Equitable 3, no. 1 (2018): 49–63, https://doi.org/10.37859/jeq.v3i1.810.

Husein, Muhammad. Perempuan, Islam & Negara: Pergulatan Identitas Dan Entitas. Yogyakarta: Qalam Nusantara, 2016.

Ilyas, Yunahar. Feminisme Dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an: Klasik Dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Izziyana, Wafda Vivid. “Pendekatan Feminisme Dalam Studi Hukum Islam.” Istawa: Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1 (2017): 139–58. https://doi.org/10.24269/ijpi.v2i1.366.

Lisa, Tuttle. Encyclopedia of Feminism. New York: Facts of File Publication. New York: Facts of File Publication, 1986.

Malichah, Naely Eva, and Hermanu Joebagio. “Pemikiran Husein Muhammad Tentang Perempuan, Islam Dan Negara.” In Otoritas Keagamaan, Politik Dan Budaya Masyarakat Muslim, 300. Yogyakarta: Graduate Forum Keluarga Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2018.

Muhammad, Husein. Poligami: Sebuah Kajian Kritis Kontemporer Seorang Kiai. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.

Muhammad, Husein, Kyai Haji, Noor Rachman, and A Dicky Sofyan. “Ijtihad Kyai Husein”: Upaya Membangung Keadilan Gender. Jakarta: Rahima, 2011.

Muhammad, K H Husein. Dialog Dengan Kiai Ali Yafie. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.

———. Fiqh Perempuan; Refleksi Kiai Atas Wacana Agama Dan Gender. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2001.

———. Perempuan Ulama Di Atas Panggung Sejarah. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.

———. Spiritualitas Kemanusiaan. Yogyakarta: IRCiSoD, 2021.

Nazli, Nurnazli. “Penguatan Regulasi Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan Perkawinan Anak.” ADHKI: Journal Of Islamic Family Law 1, no. 1 (2019): 75–87. https://doi.org/10.37876/adhki.v1i1.4.

Nuruzzaman, Muhammad. Kiai Husen Membela Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.

Rahman, Yusuf. “Feminist Kyai, KH Husein Muhammad: The Feminist Interpretation on Gendered Verses and the Qur’ān-Based Activism.” Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies 55, no. 2 (2017): 293–326. https://doi.org/10.14421/ajis.2017.552.293-326.

Rizal, Faisol. “Hak Kawin Muda Dalam Islam Sebuah Refleksi KH. Husein Muhammad.” Tafaqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman 8, no. 2 (2020): 260–73. https://doi.org/10.52431/tafaqquh.v8i2.342.

Rohman, Holilur. “Batas Usia Ideal Pernikahan Perspektif Maqasid Shariah.” Journal of Islamic Studies and Humanities 1, no. 1 (2017): 67–92. https://doi.org/10.21580/jish.11.1374.

Septarini, Rafiah, and Ummi Salami. “Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU-XV/2017 Tentang Batas Usia Nikah Bagi Perempuan.” Ulumul Syar’i: Jurnal Ilmu-Ilmu Hukum Dan Syariah 8, no. 1 (2019): 51–68. https://doi.org/10.52051/ulumulsyari.v8i1.41.

Sodiqin, Ali. Antropologi Al-Qur’an. Yogyakarta: Arruz Media Group. Yogyakarta: Arruz Media Group, 2008.

———. “Antropologi Hukum Sebagai Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Islam.” Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 7, no. 1 (2013): 115–26.

———. “Reformasi Al-Qur’an Dalam Hukum Perceraian: Kajian Antropologi Hukum Islam.” Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum 2, no. 2 (2012): 261–84. https://doi.org/10.14421/al-mazaahib.v2i2.1369.

Sodiqin, Ali, and Al-Robin Al-Robin. “Diversity in Determining Maturity Age in Indonesian Law: Maqāsid Al-Sharῑah Perspective.” Justicia Islamica 18, no. 1 (2021): 97–114. https://doi.org/10.21154/justicia.v18i1.2621.

Susanto, Susanto. “Persepsi Masyarakat Terhadap Praktik Perkawinan Dini Di Sukabumi Jawa Barat.” Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial 3, no. 2 (2012): 191–209. https://doi.org/10.46807/aspirasi.v3i2.270.

Ulfiyati, Nur Shofa. “Pandangan Dan Peran Tokoh Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Dalam Mencegah Perkawinan Anak.” Journal de Jure 11, no. 1 (2019): 23–35. https://doi.org/10.18860/j-fsh.v11i1.6488.

Wadud, Amina. Inside the Gender Jihad: Women’s Reform in Islam. Oxford: Oneworld, 2006.

———. “The Ethics of Tawhid over the Ethics of Qiwamah”.” In Men in Charge, edited by Ziba Mir-Hosseini, Mulki Al-Sharmani, and Jana Rumminger, 256–74. London: OneWorld Publications, 2015.

Winengan, Winengan. “Politik Hukum Keluarga Islam Di Aras Lokal: Analisis Terhadap Kebijakan Pendewasaan Usia Pernikahan Di Nusa Tenggara Barat.” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 11, no. 1 (2018): 1–12. https://doi.org/10.14421/ahwal.2018.11101.

Downloads

Published

2022-06-30

Issue

Section

Article

How to Cite

NOT NINE BUT EIGHTEEN: Husein Muhammad on Aisha’s Marriage Age. (2022). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 15(1), 61-82. https://doi.org/10.14421/ahwal.2022.15104

Similar Articles

21-30 of 139

You may also start an advanced similarity search for this article.