MASA PEMBAYARAN BEBAN NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH DALAM PERKARA CERAI TALAK (Sebuah Implementasi Hukum Acara di Pengadilan Agama)

Authors

  • Syaiful Annas

DOI:

https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10101

Keywords:

Masa Pembayaran Nafkah iddah dan mutah, putusan, terobosan hukum.

Abstract

This paper will discuss the implementation of payment of  iddah and mut'ah in the divorce (raj’i). Judges often faced  a problem between text and context. Their decision imposes on men pays iddah and mut'ah life as a right for his ex-wife, but it was not implemented as the judge's decision, so that women tend to be disadvantaged ones, although the formal law can be prosecuted fiat execution, but it is not easy for a woman, sometimes the cost of iddah and mut'ah charge is not comparable with the cost of carrying out the execution, not to mention ex-husband who went (fuzzy) away unnoticed after divorce statement. Therefore the necessary of a legal breakthrough to provide legal certainty for the rights of womens through the judge's decision, with consideration argumentative primarily to determine a living payout time of iddah And mut'ah. In this paper will be described legal reasons in court as legal considerations which contains elements of juridical, sociological, philosophical in decision

 

[Tulisan ini hendak mendiskusikan bagaimana pelaksanaan pembebanan pembayaran nafkah iddah dan mut’ah dalam perkara talak (raj'i). Seringkali hakim dihadapkan pada problematika antara teks dan konteks. Adanya putusan yang membebankan terhadap laki-laki membayar sejumlah nafkah iddah dan mut’ah sebagai hak bagi mantan istri, akan tetapi tidak dilaksanakan sebagaimana putusan hakim, sehingga perempuan cenderung dirugikan, meskipun secara yuridis-formil dapat dituntut fiat eksekusi, tetapi tidak mudah bagi pihak perempuan, karena kadang biaya pembebanan nafkah iddah dan mut’ah tidak sebanding dengan biaya melaksanakan eksekusi, belum lagi problem mantan suami yang pergi tanpa diketahui lagi keberadaannya setelah pengucapan ikrar talaknya. Oleh karena itu perlu terobosan hukum guna menjamin hak perempuan tersebut melalui putusan hakim dengan pertimbangan yang argumentatif terutama untuk menentukan masa pembayaran nafkah iddah dan mut’ah tersebut. Dalam tulisan ini akan diurai alasan hukum dalam putusan pengadilan sebagai bahan pertimbangan hukum yang memuat unsur yuridis, sosiologis, filosofis dalam putusan tersebut.]

References

Ad-Duraiwisy, Yusuf, Nikah Siri, Mut’ah Dan Kontrak Dalam Timbangan Al-Qur’an dan As-Sunnah, cet 1, Darul Haq: Jakarta, 2010

Al-Anshori, Syeikh Zakariya, Tuhfat at-Tullab, Indonesia: Al-Haromain, 1977.

Alhamdani, H.S.A., Risalah Nikah, terj. Agus Salim, edisi ke-2, Jakarta: Pustaka Amani, 2002.

al-Jauziah, Ibnu al-Qayyim, I’lam al Muwaqqi’in ‘an Rab al-alamin, juz II, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993.

Al-Maliki, Muhammad bin Ahmad bin Urfah Ad-Dasuki, Hasyiyah Ad-Dasuki ‘Ala Asy-Syarh Al-Kabir, Juz II, t.t: Dar al-Fikr, t.th..

An-Nawawi, Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syarf, Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazab, juz 17, Bairut: Dar al-Fikr, t.th..

As-Sarkhosi, Muhammad bin Ahmad bin Abu Sahal Syams, Al-Mabsut, Juz 5, Bairut: Dar Al-Ma’rifah, t.th.

As-Sayyid Salim, Abu Malik Kamal bin, Sahih Fiqh As-Sunnah Wa Adillatuhu Wa Taud}ih Mazahib Al-A’immah, diterjemahkan Khairul Amru

Harahap, Shahih Fikih Sunnah, cet 1, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Asy-Syarbainiy, Muhammad al-Khathib, Mugniy al-Muhtaj, juz 3, Beirut: Dar al-Fikr, t.th..

Fauzan, Muhammad, Maqashid Nafkah Iddah dan Perlindungan Perempuan, http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/hukumislam/article/view/2684

Ghazaly, Rahman, Fiqh Munakahat, Jakarta Timur: Prenada Media, 2003.

http://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/masa-pembayaran-beban-mutah-dan-nafkah-iddah-kaitannya-dengan-hak-pengucapan-ikrar-talak-oleh-kusnoto-shi-mh-20-10

Http://syariah.uin-malang.ac.id

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online http://kbbi.web.id/mutah

Kompilasi Hukum Islam.

Kusnoto, Masa Pembayaran Mutah Dan Nafkah Iddan Kaitannya Dengan Hak Pengucapak Ikrar Talak (Kajian Putusan Perkara Cerai Talak Yang Memuat Beban Mut’ah Dan Nafkah Iddah), Badilag.net,

Machmudin, Dudu Duswara, Pengantar Ilmu Hukum; Sebuah Sketsa, Bandung: PT Refika Aditama, 2003.

Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Penerbit Kencana, 2005.

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1999.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.

Nuruddin, Aniur dan Akmal Tarigan, Azhari, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004.

Sabiq, Sayyid, Fiqh as-Sunnah, Jilid 2, Beirut: Dar al-Fikr, 1983.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, cet 2, Jakarta: Kencana, 2007.

Ubaidi, Muhammad Ya’qub Thalib, Ahkam An-Nafaqah Az-Zaujiyyah, diterjemahkan M. Ashim, Nafkah Istri: Hukum Menafkahi Istri Dalam Perspektif Islam, cet 1, Jakarta: Darus Sunnah Press, 2007.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Downloads

Published

2017-12-21

Issue

Section

Article

How to Cite

MASA PEMBAYARAN BEBAN NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH DALAM PERKARA CERAI TALAK (Sebuah Implementasi Hukum Acara di Pengadilan Agama). (2017). Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 10(1), 1-12. https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10101

Similar Articles

1-10 of 215

You may also start an advanced similarity search for this article.