PEGAWAI PENCATAT NIKAH DAN KONSERVATISME FIKIH KELUARGA: Pelaksanaan Perkawinan Wanita Hamil di Kantor Urusan Agama Kabupaten Kediri
DOI:
https://doi.org/10.14421/ahwal.2020.13204Keywords:
Kawin Hamil, Pendapat KUA, Pegawai Pencatat Nikah, Pengaruh KyaiAbstract
Kompilasi Hukum Islam (KHI) regulates that the pregnant women can only be married by the men who got her pregnant. At the some time, some schools of Islamic jurisprudence, particularly Hanafite, allows the women to marry with other men. This paper discuss about the implementation of the marriage of pregnant women in the Office of Religious Affairs (Kantor Urusan Agama/KUA) and how the authorities understand the regulations by focusing on 5 districts of Kediri. This paper explains the attitude of law enforcer (marriage registrars) in determining the law reference in the case of pregnant women marriage. This paper found that the marriage registrars of these KUAs argued that pregnant women could be married by men who did not impregnate her. This indicates that marriage registrars in Kediri had a preferece to refer to classical Islamic Jurisprudence (fiqh) rather then state law (KHI). Sociological factors such as the pesantren environment and the influence of kyai as religious authority lead to this stand.
Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengatur bahwa perempuan hamil hanya dapat dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya. Sementara itu, mazhab Hanafi membolehkan perempuan tersebut dinikahkan dengan laki-laki lain. Tulisan ini mengkaji pelaksanaan pernikahan wanita hamil pada Kantor Urusan Agama (KUA) di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri. Artikel ini menjelaskan bahwa para pegawai pencatat nikah (PPN) yang ada di lima kecamatan tersebut lebih memilih untuk merujuk pada fiqh klasik, Mazhab Hanafi, dalam pelaksanaan pernikahan wanita hamil. Mereka berpendapat bahwa wanita hamil di luar nikah dapat dinikahkan dengan laki-laki yang tidak menghamilinya. Alasan sosiologis seperti tradisi pesantren dan pengaruh kyai menjadi alasan penting munculnya sikap seperti ini.
References
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Khoirul, ‘PERNIKAHAN WANITA HAMIL AKIBAT ZINA (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974)’, ASAS, vol. 10, no. 01, 2018 [https://doi.org/10.24042/asas.v10i01.3262 ].
Agus Salim, ‘Kepala KUA Kras’, interview.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Tirmidzi, Pustaka Azzam, 2005.
Bahkan Kepala KUA Kecamatan Gurah menyebutkan 6 (enam) bulan Qamariyah. .
BIP, Tim, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Bhuana Ilmu Populer, 2017.
al-Dihlawī, Walī Allāh, Al-Maswa Sharh Al-Muwatta’, Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, 1983.
Hadi, Mukhammad and Khiyaroh Khiyaroh, ‘Modin dan Otoritasnya; Studi Kasus Larangan Kawin Hamil Di Kelurahan Temas Kota Batu’, YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, vol. 11, 2020, p. 33 [https://doi.org/10.21043/yudisia.v11i1.7352 ].
I’tibar لا يصح نكلح الزانى قيل تعيبhal ini bertujuan tidak lain demi kebaikan. .
al Jaziri, Abdur-Rahman;, Kitab al-fiqh `ala mazahib al-arba`ah / Abdur-Rahman al- Jaziri, Dar al-kutub al-Ilmiyyah, 1990, //library.walisongo.ac.id/slims/index.php?p=show_detail&id=2273, accessed 29 May 2021.
Kassani, Alauddin Abi Bakr bin Mas’ud al;, Kitab badai’ al Shanai’ fi Tartib al Syarai’ Juz 3 - 4 : Alauddin Abi Bakr bin Mas’ud al Kassani al Hanafi, Dar al Kutub al Ilmiyah, [s.a], //10.170.10.3/index.php?p=show_detail&id=3192&keywords=, accessed 30 May 2021.
al-Khatib, Yahya Abdurrahman, Fikih Wanita Hamil, Qisthi Press, 2016.
Kholiq Nawawi, ‘Wawancara Ketua Seksi Bimas Islam Kemenag Kabupaten Kediri’, interview.
Kompilasi hukum Islam dan peradilan agama dalam sistem hukum nasional, Logos Wacana Ilmu, 1999.
Mahbub Budiono, ‘Kepala KUA Wates’, interview.
Malibari, Zayn al-Din ibn ’Abd al-’Aziz, Terjemah Fath Al-mu’in, Menara Kudus, 1979.
M.H.I, Kudrat Abdillah, M.H.I. Maylissabet, SEJARAH SOSIAL STATUS DAN HAK ANAK DI LUAR NIKAH, Duta Media Publishing, 2020.
Mukhibat et al., ICIS 2020: Proceedings of the 2nd International Conference on Islamic Studies, ICIS 2020, 27-28 October 2020, Ponorogo, Indonesia, European Alliance for Innovation, 2021.
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir: kamus Arab-Indonesia terlengkap, Pustaka Progressif, 1997.
Muzarie, Mukhlisin, Kasus-kasus perkawinan era modern: perkawinan wanita hamil, antar agama, sesama jenis, teleconference, STAIC Press, 2010.
Nasichin, Mochammad, ‘PERKAWINAN WANITA HAMIL DALAM HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG – UNDANG HUKUM PERDATA (BW)’, Jurnal Pro Hukum : Jurnal Penelitian Bidang Hukum Universitas Gresik, vol. 5, no. 2, 2016, http://journal.unigres.ac.id/index.php/JurnalProHukum/article/view/481, accessed 25 May 2021.
Qadamah, Sheikh al Imam Shams ul Din Abi al Farjh Abdul Rehman bin Abi Umar Muhammad bin Ahmad Ibn Qadamah Sheikh al Imam Allama Abi Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin, Al Mughni wa Al Sharah al Kabeer (arabi)., Matbaa al Minar, 1929.
Salam, Abd, ‘Sejarah dan Dinamika Sosial Fiqih Reformis dan Fiqih Tradisionalis di Indonesia’, ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman, vol. 4, no. 1, 2009, pp. 49–64 [https://doi.org/10.15642/islamica.2009.4.1.49-64 ].
Salim, Peter, Kamus bahasa Indonesia kontemporer, Modern English Press, 2002.
Sudiyat, Iman, Hukum adat: sketsa asas, Liberty, 1981.
Syarifuddin, Amir, Meretas kebekuan ijtihad: isu-isu penting hukum Islam kontemporer di Indonesia, Ciputat Press, 2002.
Tebba, Sudirman, Islam Orde Baru: perubahan politik dan keagamaan, Tiara Wacana Yogya, 1993.
wawancara dengan Mohammad Mudzofir, ‘Penghulu di KUA Kecamatan Ngasem’, interview.
al-Zuhayli, Wahbah, Fiqih Islam wa adillatuhu, Darul Fikir, 2010.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Sheila Fakhria
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication. The works are simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.