Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah Terhadap Ordonansi Guru
Main Article Content
Abstract
Muhammadiyah always asserts itself as a social-religious organization to keep it from the (practical) political world. Here, the political potency does not mean that it is in the form of institutional involvement, but it is rather on the policy and the efforts of Muhammadiyah in changing or influencing any policy. The critical attitude of Muhammadiyah organization in moral movement is visible in giving response to policy that is in colonial literature is called the Godsdiensonderwijs. Muhammadiyah attitude toward the teacher ordinance policy is not carried out radically and confrontationally. Muhammadiyah political attitude looks elegant, flexible, and accommodating with a scheme of high politics and allocative politics.
Downloads
Article Details
References
A. R. S.T. Mansur, Seruan kepada Kehidupan Baru, Padang: Perpustakaan Imam Bondjol, t.p
A.J. Piekaar, Aceh dan Peperangan dengan Jepang, Jilid I, Terj. Aboe Bakar, Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, 1977.
Ahmad Adaby Darban, “Peranan Islam dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia”, dalam Majalah Pembaharuan, Edisi 1, Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1985.
Ahmad Adaby Darban, Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah, Cet. Pertama, Yogyakarta: Tarawang, 2000.
Ahmad Syafi’i Ma’arif, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1993.
Alfian, Politik Kaum Modernis: Perlawanan Muhammadiyah terhadap Kolonialisme Belanda, Terj. Machnun Husein, Jakarta: al-Wasat, 2010.
Alwi Shihab, Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, Cet. Pertama, Bandung: Mizan, 1998.
Amin Rais, “High Politics” dalam Kuntowijoyo, et.all, Intelektualisme Muhammadiyah: Menyongsong Era Baru, Bandung: Penerbit Mizan, 1995.
Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, Cet. Ketiga, Jakarta: LP3ES, 1996.
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia: 1900-1942, Jakarta: LP3ES, 1996.
Din Syamsuddin, “Muhammadiyah dan Rekayasa Politik Orde Baru: Aktualisasi Politik Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, dalam Din Syamsuddin, (ed), Muhammadiyah Kini dan Esok, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990.
Djarnawi Hadikusumo, Matahari-matahari Muhammadiyah, Jilid I, Yogyakarta: Persatuan, tt.
Farid Setiawan, “Kaidah Demokrasi dalam Islam: Telaah atas Pemikiran H. Fachroddin”, dalam Buletin Berkala, Quadrum, No. 4, Edisi Mei, Yogyakarta: Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2014.
Farid Setiawan, “Ki Bagus Hadikusuma”, dalam Berkala Tuntunan Islam, Edisi 11, Yogyakarta: Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2013
Farid Setiawan, Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah pada Masa Kolonial Belanda: 1911-1942, Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
H. Fachroddin dalam “Notulen Rapat Muhammadiyah tahun 1924”, dalam Soeara Moehammadijah/th. ke-5/Nomor 9/1924.
Haedar Nashir, Dinamika Politik Muhammadiyah, Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000.
Haedar Nashir, Khittah Muhammadiyah tentang Politik, Cet. Pertama, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008.
Harry J. Benda, Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang, Terj. Daniel Dhakidae, Cet. Kedua, Jakarta: Pustaka Jaya, 1985.
Ibnu Qoyim Ismail, Kiai Penghulu Jawa: Peranannya di Masa Kolonial, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Jahdan Ibnu Humam Saleh, Pendidikan Muhammadiyah pada Pemukiman Santri di Yogyakarta: 1912-1942, Yogyakarta: Majelis Pustaka PWM DIY, 1992.
Karel A. Steenbrink, Pesantren, Sekolah, Madrasah: Pendidikan Islam Pada Kurun Modern, Jakarta: LP3ES, 1986.
Kiai Syuja’, Islam Berkemajuan: Kisah Perjuangan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah pada Masa Awal, Cet. Pertama, Jakarta: al-Wasat, 2009.
M. Junus Anies, “Pemandangan di atas Kemadjoean Agama Islam dan Pergerakan Moehammadijah Hindia Timoer tahoen 1928”, dalam Majalah Bintang Islam/th. ke-7/nomor 4-5/1929.
Mu’arif, Benteng Muhammadiyah: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Haji Fachrodin, Cet. Pertama, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010.
Muhammad Sirozi, Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia: Peran Tokoh-tokoh Islam dalam Penyusunan UU Nomor 2/1989, Terj. Lillian D.T., Jakarta: INIS, 2004.
Notulen Congres Moehammadijah ke XVII Jang Terbesar dalam Soeara Moehammadijah/ th. ke-8/tanpa nomor/1928.
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan, Cet. Pertama, Jakarta: Paramadina, 1997.
Pidato M. J. Anies, “Moehammadijah Seperempat Abad”, dalam Hoofd Bestuur Moehammadijah, Boeah Congres Moehammadijah Seperempat Abad, Djogjakarta: Hoofdcomite Congres Moehammadijah, 1936.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005.
Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888: Kondisi, Jalan Peristiwa dan Kelanjutannya, Terj. Hasan Basari, Jakarta: YIIS bekerjasama dengan Pustaka Jaya, 1984.
Soeara Moehammadijah/th. ke-4/Nomor 5 dan 6/1923.
Soewara Moehammadijah/ th. ke-4/Nomor 2 dan 3/1923
Staatsblad van Nederlansch Indie, Nomor 219 tahun 1925
Staatsblad van Nederlansch Indie, Nomor 550 tahun 1905
Syarifuddin Jurdi, Muhammadiyah dalam Dinamika Politik Indonesia: 1966-2006, Cet. Pertama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Verslag Moehammadijah tahoen 1921
Verslag Moehammadijah tahoen 1922
Verslag Moehammadijah tahoen 1923.
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Cet. Keenam, Jakarta: LP3ES, 1994.