Hadis “Man Baddala Dînahû Faqtulûhu”: Telaah Semiotika Komunikasi Hadis

Main Article Content

Benny Afwadzi

Abstract

This article attempts to understand the hadith Man baddala dînahû faqtulûhu, with the communication semiotics of hadith adopted from the theory of communication semiotics of Umberto Eco. to this study, I conclude that the Prophet as delivered sources of the tradition toward our semiotic mind as the destination through some communication components. After the processing of  unlimited semiosis in the destination, the appeared understanding fabric related to the word faqtulûhu in the tradition refer to the meaning “warn him”, and then it could be saying “give him advice.” And further reinterpretation to be “honor him. “The latter Interpretant could be the final logical interpretant that has a great contribution to the modern context.

[Artikel ini mencoba untuk memahami hadits Man baddala dînahû faqtulûhu, dengan menggunakan pembacaan semiotika komunikasi hadits yang diadopsi dari teori semiotika komunikasi Umberto Eco. Dalam penelitian ini, saya menyimpulkan bahwa Nabi sebagai sumber penyampai hadis pertama disampaikan melalui alam pikiran semiotik kita melalui beberapa komponen komunikasi. Setelah melalui proses semiosis yang tak terbatas di dalam tujuan komunikasi itu, ada pemahaman muncul terkait dengan kata “faqtulûhu” dalam hadis merujuk pada makna “memperingatkan dia”, dan bisa juga bermakna “memberikan nasihat kepadanya.” Adapun penafsiran selanjutnya menjadi “menghormati dia.” Tafsiran yang terakhir dianggap cukup masuk akal dan banyak memberikan kontribusi besar bagi kehidupan konteks modern.]

Article Details

How to Cite
Afwadzi, Benny. “Hadis ‘Man Baddala Dînahû Faqtulûhu’: Telaah Semiotika Komunikasi Hadis”. ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 16, no. 2 (October 1, 2015): 135–152. Accessed January 29, 2025. https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/162-02.
Section
Articles

References

al-Adlabî, Shalahuddîn, Manhaj Naqd al-Matan Inda Ulamâ’ al-Hadîts al-Nabawî, Beirut: Dâr al-Afaq al- Jadîdah, 1983.

Afwadzi, Benny, “Semiotika Hadis: Upaya Memahami Hadis Nabi dengan Semiotika Komunikasi Umberto Eco”, Tesis, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

al-Asfahânî, Râghib, al-Murfadât fî Gharîb al-Qur’ân, Beirut: Dâr Ma’rifah, t.t.

al-Asqalânî, Ibnu Hajar, Fath al-Bârî Syarh Shahîh al-Bukhârî, Beirut: Dâr Kutub al-Ilmiyah, 2003.

al-Asqalânî, Ibnu Hajar, Nuzhah al-Nadzar fî Taudhihi Nukhbah al-Fikr, Riyâdh: t.p., 2001.

Budiman, Kris, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, Yogyakarta: Jalasutra, 2011.

CD-ROM Mausu’ah al-Hadîts al-Syarîf al-Kutub al-Tis’ah, 1997.

al-Dihlawî, Syâh Waliyullâh, Hujjah Allâh al-Bâlighah, Beirut: Dâr al-Jail, 2005.

al-Dzahabî, Muhammad Husain, Tafsîr wa al-Mufassirûn, tk: Maktabah Mush’ab bin Amîr, 2004.

Eco, Umberto, A Theory of Semiotics, Bloomington: Indiana University Press, 1976.

Eco, Umberto, The Limits of Interpretation, Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press, 1990.

Ghazali, Abdul Muqsith, “Islam: Pintu Masuk dan Pintu Keluar” dalam www.islamlib.com diakses tanggal 16 Mei 2014.

Ghazali, Abdul Muqsith, “Murtad dan Hukuman Mati” dalam www.wahidinstitute.org diakses tanggal 16 Mei 2014.

al-Hâkim, al-Naysâbûrî, Ma’rifah ‘Ulûm al-Hadîts wa Kamiyyati Ajnâsuhû, Beirut: Dâr Ibnu Hazm, 2003.

Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik, Jakarta: Paramadina, 1996.

Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Jakfar, Tarmizi M., Otoritas Sunnah Non-Tasyri’iyyah Menurut Yusuf al-Qaradhawi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

al-Mizzi, Abû al-Hajjâj, Tuhfat al-Ashrâf bi ma’rifat al-Athrâf, Beirut: Dâr al-Gharb al-Islâmî, 1999.

Piliang, Yasraf Amir, “Antara Semiotika Signifikasi, Komunikasi, dan Ekstra Komunikasi”, Pengantar dalam Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Piliang, Yasraf Amir, Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya, dan Matinya Makna, Bandung: Matahari, 2012.

al-Qaradhâwî, Yûsuf, Pengantar Studi Hadis, terj. Agus Suryadi dan Dede Rodin, Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Rayyah, Mahmûd Abû, Adhwâ’‘alâ al-Sunnah al-Muhammadiyah aw Difâ’ ‘an al-Hadîts, tk: Mathbuah Dâr al- Ta’lîf, 1958.

Ridha, Muhammad, Sirah Nabawiyah, terj. Anshori Umar, Bandung: Isyad Baitus Salam, 2010.

al-Shalâh, Ibnu, Ma’rifah Anwâ’ fî ‘Ilm al-Hadîts, Beirut: Dâr Kutub al-‘Ilmiyah, 2002.

al-Suyûthî, Jalâluddîn, Tadrîb al-Râwî fî Syarhî Taqrîb al-Nawawî, Madinah: al-Maktabah al-Ilmiyyah, 1972.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya, 1990.

www.arrahmah.com

www.suara-islam.com