Respon Amina Wadud Terhadap Ulama Iran Berkaitan dengan Perempuan

Authors

  • Bahy Chemy Ayatuddin Assri

DOI:

https://doi.org/10.14421/jrh.v5i2.2686

Keywords:

Ulama, Perempuan, Hukum Islam, Interpretasi, Amina Wadud

Abstract

Abstrack: This paper attempts to explore Amina Wadud's response as a feminist figure to the justification of Iranian clerics, who in fact are dominated by men, for Islamic law relating to women, particularly in matters of divorce, polygamy, inheritance rights, and women's leadership. The position and role of Iranian women is determined by the clergy. The interpretation of religious texts often favors women, so that women's role is only in the family sector. Its interpretation tends to harm women. This interpretation comes because the clergy are dominated by men who are still hegemony by the patriarchal system. The approach used in this study is the historical-analytical approach. The result of the research is that the role of the clerics covers all sectors of society, even the dress code is regulated and limited. Ulama also play a role in interpreting religious texts, including Islamic law relating to women. Their interpretation is only for their own benefit. Amina Wadud disagrees with the gender biased interpretation. He emphasized that all verses must be revealed according to the time and situation in which they were revealed. However, the message contained is not limited to the time and historical setting.

 

 

Abstrak: Tulisan ini berusaha mengupas respon Amina Wadud selaku tokoh feminis terhadap justifikasi ulama Iran yang notabanenya didominasi oleh kaum laki-laki terhadap hukum Islam yang berkaitan dengan perempuan, khususnya dalam hal perceraian, poligami, hak waris, dan kepemimpinan perempuan. Posisi dan peran perempuan Iran ditentukan oleh para ulama. Interpretasi teks agama sering memojokan perempuan, sehingga peran perempuan hanya di sektor keluarga. Interpretasinya cenderung merugikan kaum perempuan. Interpretasi ini datang karena ulama didominasi oleh laki-laki yang masih terhegemoni oleh sistem patriarki. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan historis-analitis. Hasil penelitian yaitu peran ulama-ulama meliputi semua sektor masyarakat, bahkan sampai tatacara berpakaian pun diatur dan dibatas. Ulama-ulama pun berperan dalam menginterpretasikan teks-teks agama, termasuk hukum Islam yang berkaitan dengan perempuan. Penafsiran mereka hanya untuk kepentingan sendiri. Amina Wadud tidak setuju dengan penafsiran yang bias gender. Ia menegaskan bahwa semua ayat harus dipaparkan menurut waktu dan situasi turunnya. Namun, pesan yang terkandung tidak terbatas pada waktu dan suasana sejarahnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Buku

al-Qardhawi, Yusuf. Perempuan dalam Pandangan Islam (Mengungkap Persoalan Kaum Perempuan di Zaman Modern dari Sudut Pandang Syari’ah), terj. Dadang Sobar Ali. Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Haeri, Shahla. Law of Desire: Temporary Marriage in Shi’I Iran. New York: Syracuse University Press, 1989.

Wadud, Amina. Qur’an Menurut Perempuan: Membaca Kembali Kitab Suci dengan Semangat Keadilan, terj. Abdullah Ali, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006.

_____________. Inside The Gender Jihad: Women’s Reform in Islam, Oxford: Oneworld, 2006.

Skripsi

Haidar, Falka. “Pengaruh Feminisme Barat Pada Gerakan Kesetaraan Gender di Republik Islam Iran.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2020.

Jurnal

Abdullah, A. Fatikhul Amin dan Muhammad Hadiatur Rahman. “Penafsiran Teks Agama Menentukan Kedudukan Perempuan.” Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS), vol. 3, no. 1 (2021).

Afandi, Agus. “Bentuk-Bentuk Perilaku Bias Gender.” Lentera: Journal of Gender and Children Studies, vol. 1, no. 1 (2019).

Ahmad, Md. Asham. “Feminisme Islami: Suatu Kritikan Terhadap Faham Keadilan Musawah.” Afkar, vol. 24, no. 1 (2022).

Ahmad, Wahid Syarifuddin. “Status Poligami dalam Hukum Islam (Telaah atas Berbagai Kesalahan Memahami Nas dan Praktik Poligami.” Al-Ahwal, vol. 6, no. 1 (2013).

Asokan, Anu S. “Fatwas and Feminism: How Iran’s Religious Leadership Obstructs Feminist Reforms.” Danesh: The OU Undergraduate Journal of Iranian Studies, vol. 4 (2019).

Azid, Muhammad Adam Abd, Mohd Farhan Md Ariffin, & Mohd Anuar Ramli. “Revolusi Hukum Islam Pascamodernisme: Analisis Terhadap Isu-Isu Gender.” Rabbanica: Journal of Revealed Knowledge, vol. 1, no. 1 (2020).

Barlow, Rebecca dan Shahram Akbarzadeh. “Prospects for Feminism in The Islamic Republic of Iran.” Human Rights Quarterly, vol. 30, no. 1, (2008).

Bhat, Mohd Altaf. “Role Ulama in Iranian Society.” Positive Journal, vol. 14, no. 5 (2021).

Ghofur, Abdul dan Sulistiyono. “Peran Ulama dalam Legislasi Modern Hukum Islam.” Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, vol. 49, no. 1, (2014).

Hakim, Lukman. “Mis-Interpretasi Ayat Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan (Respon Feminisme Terhadap Qawwamah).” Studia Quranika: Jurnal Studi Quran, vol. 1, no. 1, (2017).

Harisman. “Kedudukan Wanita dalam Perspektif Syi’ah.” Jurnal Kalimah, vol. 13, no. 1 (2015).

Hosseini, Ziba Mir. Islam and Gender: The Religious Debate in Contemporary Iran. Princeton: Princeton University Press, 1999.Huda, Samsul. “Posisi Perempuan dalam Konsep dan Realitas: Kontroversi tentang Relasi Gender di Dunia Islam.” Harakat an-Nisa: Jurnal Studi Gender dan Anak, vol. 5, no. 2, (2020).

Makmun, Sukron. “Fenomena Pernikahan Mut’ah di Republik Islam Iran.” Muwazah, vol. 1, no. 2 (2009).

Mansourian, Hani. “Iran: Religious Leaders and Opposition Movements.” Journal of Internatonal Affairs, vol. 61, no. 1 (2007).

Martinez, Jose Ciro. “Understand the Roots of The Iranian Revolution: Assessing the Power, Influence, and Social Position of Shiite Ulama in Iran, 1890-1979.” The Journal of Politics and Society, (2010).

Mikail, Kiki. “Politik dan Perempuan: Perjuangan Politik Perempuan di Iran Pasca Revolusi Islam 1979.” ADDIN, vol. 9, no. 2 (2015).

Moghadam, Valentine M, dan Fatemah Haghighatjoo. “Women and Political Leadership in an Authoritarian Context: A Case Study of The Sixth Parliament in The Islamic Republic of Iran.” Politics & Gender, vol. 12, (2016).

Mufidah, Qoyimatul, Melida Sholikhah Dwi F, Aldi Imam Solikin, dan Ahmad Fauzan Hidayatullah. “Ulama Perempuan Dalam Paradigma Fiqih Patriakis.” Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan Teknologi, vol. 19, no. 1 (2020).

Muliadi, Erlan. “Telaah Atas Pemikiran Amina Wadud Muhsin Dalam “Inside the Gender Jihad: Women’s Reform in Islam.” Qawwam, vol. 11, no. 2 (2017).

Mutmainah. “Pengarusutamaan Gender Perspektif Ziba Mir-Hosseini Islam dan Gender: Debat Keagamaan Pada Masa Iran Kontemporer.” Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam, vol. 7, no. 2, (2016).

Puspitaningrum, Jayanti. “Hukum dan Hak Konstitusional Perempuan.” Legal Pluralism, vol. 7, no. 2, (2017).

Sadik, M. “Kedudukan Wanita Di Iran: Mengungkap Pandangan Ulama Syiah.” Jurnal Hunafa, vol. 2, no. 2 (2005).

Lain-lain

Hagk, Annisa Malinda Natasya dan Umi Najihah Kholilah. “Perkembangan Kesetaraan Gender di Negara-Negara Arab.” Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II, HMJ Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 2018.

Downloads

Published

29-12-2022

How to Cite

Respon Amina Wadud Terhadap Ulama Iran Berkaitan dengan Perempuan. (2022). Jurnal Restorasi Hukum, 5(2). https://doi.org/10.14421/jrh.v5i2.2686

Similar Articles

1-10 of 26

You may also start an advanced similarity search for this article.